paparikan sunda pengertian struktur dan contohnya - News | Good News From Indonesia 2025

Paparikan Sunda: Pengertian, Struktur, dan Contohnya

Paparikan Sunda: Pengertian, Struktur, dan Contohnya
images info

Paparikan Sunda: Pengertian, Struktur, dan Contohnya


Jika kamu sedang belajar sastra Sunda, mungkin kamu pernah mendengar istilah paparikan, sebuah bentuk puisi pendek yang ringan, berirama, dan sering kali mengandung pesan moral nan halus. Paparikan bukan sekadar permainan kata-kata, tetapi bagian dari kekayaan bahasa masyarakat Sunda.

Apa Itu Paparikan? 

Secara definitif dalam sastra Sunda, paparikan dikenal sebagai bentuk puisi tradisional yang disusun dalam empat baris dan menggunakan pola rima tertentu. Bentuk ini termasuk ke dalam tiga jenis utama Sisindiran, bersama Rarakitan dan Wawangsalan.

Secara etimologis, kata paparikan berasal dari kata parik atau papatah yang berkaitan dengan makna “berpasangan”, “berdekatan”, atau “nasihat”. Ini cukup masuk akal, karena paparikan memang berisikan 2 hal: sampiran dan isi.

Struktur dan Ciri Khas Paparikan

Untuk memahami struktur dan ciri-ciri paparikan, kamu cukup membuat sajak pendek empat baris yang terbagi menjadi dua bagian: pembuka bernada ringan, dan penutup yang membawa maksud sebenarnya. Singkatnya begini:

  • Jumlah Baris: 4 baris dalam satu bait.
  • Pembagian Isi:
    • Cangkang (Sampiran): Baris 1–2. Biasanya tidak terkait langsung dengan pesan utama, tapi berfungsi sebagai jembatan bunyi.
    • Eusi (Isi): Baris 3–4. Inilah inti pesan, baik berupa nasihat, humor, atau ungkapan rasa.
  • Jumlah Suku Kata: Setiap baris umumnya memiliki 8 suku kata.
  • Pola Rima: Biasanya menggunakan rima a-b-a-b atau a-a-b-b, yang membuatnya enak dibacakan. Ini adalah salah satu pembeda paling mencolok dari jenis Sisindiran lainnya.

Walaupun pola tersebut cukup baku, kreativitas pembuat paparikan tetap menjadi ciri utamanya. Banyak paparikan terasa seperti petikan bijak yang disampaikan melalui permainan bahasa.

Jenis-Jenis Paparikan Berdasarkan Isi Beserta Contohnya

Dalam tradisi Sunda, paparikan bukan hanya satu jenis. Tetapi berkembang menjadi beberapa bentuk sesuai tujuannya, misal:

1. Paparikan Silih Asih (Cinta & Kasih Sayang)

Paparikan silih asih biasanya menjadi wadah untuk mengungkapkan perasaan, baik itu rasa suka, rindu, perhatian, hingga cinta yang terpendam. Nada bahasanya lembut, menggunakan metafora alam atau aktivitas sehari-hari sebagai simbol perasaan.

Ciri khasnya adalah cara paparikan menghadirkan romantisme tanpa perlu berbicara langsung; sampiran menjadi “penyelaras”, sementara eusi menyampaikan makna hati yang sesungguhnya.

Contoh Paparikan Silih Asih

Cangkang (Sampiran)
Ka leuweung ngala bungbuahan,
Buah beunying beureum warnana.

Eusi (Isi)
Sanajan jauh jarak urang,
Rindu ka anjeun tetep karasa.

2. Paparikan Piwuruk (Nasehat atau Pendidikan Moral)

Jenis ini adalah cara masyarakat Sunda memberikan wejangan tanpa terkesan menggurui. Pesannya disampaikan melalui gaya tutur yang halus, dipadukan dengan sampiran yang bersifat simbolik. Banyak paparikan piwuruk mengajarkan nilai kesopanan, kesabaran, kerja keras, hingga etika sosial.

Poin menariknya: paparikan piwuruk sering memakai alegori sederhana, seperti alam, tanaman, atau kegiatan rumah untuk menyampaikan pesan moral.

Contoh Paparikan Piwuruk

Cangkang (Sampiran)
Ngala cau ka sisi walungan,
Cau koneng amis rasana.

Eusi (Isi)
Hirup hade ulah nyombongkeun,
Bagikeun hadé ka sasama.

3. Paparikan Sesebred (Humor, Candaan, Gurauan)

Paparikan sesebred adalah yang paling ringan dan menghibur dari sastra Sunda. Muncul dari budaya tutur spontan dengan permainan kata, situasi lucu, atau pola bunyi yang sengaja dibuat jenaka. Biasanya digunakan dalam percakapan santai, hiburan, sampai permainan anak-anak.

Contoh Paparikan Sesebred

Cangkang (Sampiran)
Meuli goréngan di warung Eusé,
Kabawa angin panas pisan.

Eusi (Isi)
Teu kabina-bina sok bogoh ka maneh,
Soalnya seuri anjeun leuwih panas batan pisan.

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.