menjelajah surabaya lewat langkah kecil kisah seru dari berkawan jatim - News | Good News From Indonesia 2025

Menjelajah Surabaya lewat Langkah Kecil, Kisah Seru BerKawan Jawa Timur

Menjelajah Surabaya lewat Langkah Kecil, Kisah Seru BerKawan Jawa Timur
images info

Menjelajah Surabaya lewat Langkah Kecil, Kisah Seru BerKawan Jawa Timur


Surabaya lebih dari sekadar kota. Ia adalah lanskap sejarah, kuliner, dan semangat warga yang terjalin dalam satu cerita panjang.

Berkawan ke Surabaya bersama mengajak kita “melangkah sambil menyapa Surabaya, Rek!” berjalan santai sambil belajar, menghargai dan merayakan kebaikan yang tumbuh di setiap sudut kota.

Kegiatan BerKawan Surabaya ini berlangsung pada 9 November 2025 dan menjadi edisi perdana untuk wilayah Jawa Timur. GNFI menggandeng komunitas pejalan @letswalk.idn untuk memandu rute dan berbagi pengetahuan lokal.

Jalur yang ditempuh dimulai dari Plaza Surabaya (Delta Plaza) lalu bergerak ke gedung Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya, World Trade Center (WTC), Jembatan Kalimas, rumah dinas wali kota, Balai Kota, Gereja Maranatha, Patung Jenderal Soedirman, Kedai Zangrandi, Balai Pemuda, hingga Alun‑Alun Kota Surabaya.

baca juga

Setiap titik bukan hanya tempat untuk singgah, tetapi ruang belajar tentang sejarah, budaya dan dinamika modern Surabaya.

Rute BerKawan Surabaya: Jejak Sejarah di Setiap Sudut

Rute dimulai dari Delta Plaza Surabaya, yang dulunya adalah Rumah Sakit Simpang. Mall ini unik karena memutar musik gamelan Jawa dan kicauan burung sebagai penghormatan terhadap urban legend RS Simpang.

Dari sana, langkah berlanjut menuju Gedung Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya, instansi pertama yang merebut kekuasaan dari Jepang setelah proklamasi.

Pada Oktober 1945, gedung ini diserang pasukan Gurkha, dibakar massa, dan kemudian direnovasi. Kisah heroik itu membuat setiap sudut RRI terasa hidup.

Tidak jauh dari sana, peserta singgah di World Trade Center (WTC). Bangunan yang awalnya dirancang sebagai pusat perdagangan dunia tersebut berubah menjadi pusat penjualan ponsel setelah krisis moneter.

Di seberang WTC, Jembatan Kalimas dikenal juga sebagai Jembatan Peneleh menghubungkan kawasan Peneleh dan Alun-Alun Contong. Dalam pertempuran 1945, jembatan ini menjadi penghadang pasukan sekutu.

Sekarang, jembatan tersebut ramai oleh warga yang berjalan santai atau memancing, memberi kesan damai yang berbeda dari sejarahnya.

baca juga

Rute kemudian membawa peserta ke rumah dinas Wali Kota Surabaya, tempat yang digunakan untuk acara kedinasan. Tamu luar negeri yang berkunjung biasanya disuguhi rawon, sup hitam khas Surabaya.

Di sebelahnya berdiri Balai Kota Surabaya, rancangan arsitek G.C. Citroen yang dibangun 1925 dan diresmikan 1927. Di atap balai kota, terpasang sirene mirip teropong yang dulunya digunakan untuk mendeteksi pesawat asing. Kini, sirene itu hanya dibunyikan pada peringatan Hari Pahlawan.

Balai Kota Surabaya | Dokumentasi Penulis
info gambar

Balai Kota Surabaya | Dokumentasi Penulis


Melanjutkan perjalanan, peserta mengunjungi Gereja Maranatha yang bergaya Eropa dan konon memiliki akses bunker ke Balai Kota.

Patung Jenderal Soedirman yang berdiri di Jalan Yos Sudarso mengingatkan taktik gerilya Sang Pahlawan. Menariknya, patung serupa juga dikirim ke Jepang sebagai bentuk hubungan bilateral.

Perhentian manis berikutnya adalah Kedai Zangrandi, kedai es krim legendaris yang berdiri sejak 1930. Didirikan oleh pengusaha Italia, Roberto Zangrandi, kedai ini dulu berlokasi di Jalan Tunjungan sebelum pindah ke depan Balai Pemuda setelah nasionalisasi.

Selanjutnya, peserta memasuki Balai Pemuda, dahulu bernama De Simpangsche Societeit. Gedung ini dulunya hanya boleh dimasuki orang Eropa prasasti di depan air mancurnya bertuliskan “anjing dan pribumi dilarang masuk”. Kini, Balai Pemuda menjadi pusat seni dan budaya, bukti perubahan Surabaya yang lebih inklusif.

Di akhir rute, peserta tiba di lokasi yang dulu disebut alun‑alun Surabaya. Alun‑alun pertama digusur oleh pemerintah kolonial untuk dibangun pengadilan tinggi, yang kemudian digantikan Tugu Pahlawan.

Patung Jenderal Soedirman | Dokumentasi Penulis
info gambar

Patung Jenderal Soedirman | Dokumentasi Penulis


Penggalian di area ini menemukan tulang dan pecahan keramik kolonial, menegaskan bahwa setiap sudut Surabaya menyimpan lapisan sejarah.

Refleksi, Melangkah dengan Hati

Program BerKawan bukan hanya tentang berjalan-jalan, tetapi tentang membaca ulang kota dengan hati terbuka. GNFI memiliki komunitas di hampir setiap provinsi kegiatan ini menguatkan relasi antaranggota dan selaras dengan misi #makintahuindonesia.

Melalui BerKawan, peserta diajak menulis pengalaman mereka agar semangat Surabaya terus tersebar. Menjelajah Surabaya lewat langkah kecil mengajarkan bahwa kota ini bukan sekadar tumpukan bangunan, tetapi rumah bagi cerita kebaikan, perjuangan, dan inovasi.

baca juga

Surabaya akan terus bertumbuh. Namun, warisan sejarah dan budayanya tidak boleh hilang. Menyusuri Kalimas, menyapa warga, dan mencicipi kuliner klasik membuat kita semakin mencintai kota ini.

Semoga kisah seru dari BerKawan Jatim ini menginspirasi kita untuk menjaga cerita-cerita baik Surabaya dan menuliskannya kembali agar tidak pernah hilang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IW
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.