Olahraga raket, dalam berbagai variannya, telah lama menjadi favorit banyak kalangan. Selain menyehatkan, olahraga ini menawarkan sisi sosial dan kompetitif yang menyenangkan.
Salah satu cabang yang sedang menanjak popularitasnya di Indonesia adalah padel. Olahraga yang memadukan elemen tenis dan squash ini tidak hanya tren di Jakarta, tetapi juga merambah kota-kota besar lain seperti Bali dan Yogyakarta.
Data dari The International Padel Federation (FIP) yang dirilis Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) menegaskan geliat ini, dengan menempatkan Indonesia di peringkat keenam sebagai negara dengan perkembangan padel paling pesat di Asia Tenggara dan peringkat 29 di dunia.
Di Bali, semangat memainkan olahraga raket salah terlihat dari lapangan milik klub Liga.Tennis, yang dibuka pada 2019 oleh pasangan Dmitry Shcherbakov dari Ukraina dan istrinya, Nyoman Ayunanda, yang berdarah Bali-Semarang.
Menarik Beragam Kalangan, Terutama Perempuan
Lapangan olahraga raket milik Liga.Tennis di Bali menjadi titik temu bagi komunitas yang sangat beragam. Klub ini berhasil menarik minat dari berbagai segmen pasar, mulai dari penduduk lokal, ekspatriat yang menetap di Bali, hingga wisatawan yang ingin tetap aktif berolahraga selama berlibur.
Yang menarik, perempuan menjadi pemain utama yang mendominasi lapangan pada siang hari. Direktur Liga.Tennis Jordan Sanchez menjelaskan bahwa kelompok perempuan, banyak di antaranya adalah seorang ibu. Usai mengantar anak-anak ke sekolah, mereka memanfaatkan waktu untuk berolahraga dan bersosialisasi.
"Pemain perempuan paling aktif di siang hari, sementara pria sering mendominasi lapangan di malam hari. Kami juga memiliki basis pemain junior yang kuat, dan program kami dirancang untuk melayani semua tingkat dan kelompok usia. Ini adalah pola konsisten yang menjadi dasar strategi operasional kami," kata Jordan kepada GNFI di Liga.Tennis Ubud, Sabtu (1/11/2025).
Setiap lokasi juga memiliki karakter unik. Di Ubud, misalnya, klub banyak dikunjungi oleh komunitas ekspatriat asing yang berfokus pada gaya hidup sehat dan holistik, sehingga kehadiran fasilitas olahraga raket menjadi pelengkap yang sempurna.
"Di Ubud, kami menjaring ekspatriat asing yang berfokus pada kesehatan dan aktivitas holistik. Kehadiran kami melengkapi gaya hidup mereka, menawarkan aktivitas fisik yang lebih sporty namun tetap selaras dengan nilai-nilai wellness,” ujarnya.
Mimpi Besar: Ekspansi Menuju 77 Klub

Ambisi Liga.Tennis tidak berhenti di Bali. Mereka memiliki target ekspansi yang sangat agresif, yakni membangun 21 fasilitas dalam dua tahun dan 77 fasilitas dalam sepuluh tahun ke depan.
Hingga tahun 2025, Liga.Tennis telah berkembang pesat. Mereka mengoperasikan beberapa klub di Bali, yaitu di Umalas, Sanur, Nusa Dua (berlokasi di Hilton), Seminyak, Sumba (berlokasi di NIHI Sumba), dan Ubud.
Tidak kurang dari delapan lokasi baru sedang dalam tahap pembangunan dan persiapan, yang tersebar di Bali serta luar Bali seperti Malang, Manado, Semarang, dan Jakarta. Mereka juga berencana berekspansi ke kancah internasional dengan mempersiapkan klub di Antalya, Turki.
Visi besar di balik ekspansi ini adalah menjadikan Indonesia sebagai pusat olahraga raket dunia—sebuah mimpi yang dibangun dari kesuksesan mereka di Pulau Dewata.
Konsisten, Kunci Menghadapi Sederet Tantangan
Tentu saja, jalan menuju 77 klub tidak tanpa hambatan. Tantangan terbesar adalah menemukan lokasi yang tepat, yang tidak hanya strategis tetapi juga memiliki dampak komunitas yang kuat dan terhindar dari fluktuasi musim turis yang ekstrem.
Misalnya, Labuan Bajo sempat dipertimbangkan untuk tujuan ekspansi. Namun, riset menunjukkan waktunya belum ideal karena ketergantungan pasar yang besar pada musim pelayaran. Di sisi lain, aspek legalitas juga menjadi perhatian serius, mengingat peraturan dapat berbeda antar daerah, seperti antara Bali dan Jawa.
Liga.Tennis memastikan untuk selalu mematuhi semua regulasi pemerintah setempat, sebuah prinsip yang mereka pegang teguh untuk memastikan bisnis berjalan lancar dan berkelanjutan. Untuk menjaga kualitas dan kepuasan member di semua klub, mereka menerapkan sistem yang terstandardisasi.
"Tantangan terbesar adalah lokasi dan kepatuhan hukum. Kami sangat ketat dalam memastikan semua klub mematuhi regulasi pemerintah. Prosesnya mungkin lebih lama dan mahal, tetapi ini memungkinkan kami tidur nyenyak dan menjalankan bisnis dengan nyaman untuk 25 tahun ke depan, tanpa khawatir tentang masalah hukum,” tegas Jordan.
Dengan misi utama "Menginspirasi orang untuk hidup lebih baik melalui olahraga raket," serta nilai inti dan Prosedur Operasional Standar (SOP) yang sama di setiap cabang, pengalaman yang didapatkan para member tetap konsisten layaknya jaringan kafe ternama, meskipun setiap lokasi memiliki nuansa uniknya sendiri.
Dari satu Liga, dua Liga, atau 77 Liga, Jordan mengatakan, Liga.Tennis berusaha menunjukkan fondasi yang sama. Ketika masuk ke cabang mana pun, para pemain akan merasakan standar dan pengalaman yang sama, hanya saja dengan sentuhan lokal di masing-masing cabang.
“Ubud terasa lebih eksotis, Sanur lebih mewah, dan Umalas selalu ramai seperti supermarket, tetapi itu semua adalah Liga.Tennis dengan nilai inti dan SOP yang identik,” tambahnya.
Sinergi dengan Pariwisata
Sebagai bisnis yang berbasis di Bali, sektor pariwisata memiliki pengaruh signifikan terhadap operasional Liga.Tennis. Beberapa lokasi, seperti klub padel di Seminyak dan tenis di Nusa Dua, mengandalkan lebih dari 50 persen kunjungan dari wisatawan.
Namun, ketergantungan ini diimbangi dengan basis member lokal dan ekspatriat yang stabil. Ketangguhan bisnis ini terbukti selama pandemi COVID-19. Ketika sektor lain lumpuh, Liga.Tennis justru mengalami peningkatan permintaan.
“COVID adalah titik balik bagi Liga.Tennis. Kami justru menjadi salah satu dari sedikit fasilitas di Indonesia yang mencapai okupansi 100%. Saat semua orang berjuang, kami justru mengalami peningkatan permintaan,” ujar Jordan.
Liga.Tennis tetap buka dengan protokol kesehatan yang ketat, seperti meniadakan aktivitas kelompok, memberlakukan sesi satu lawan satu, menyediakan tempat cuci tangan, dan mewajibkan pemakaian masker.
Promosi bahwa tenis adalah olahraga yang aman karena jarak lapangan yang luas menjadi nilai jual utama. Bahkan, di tengah ketidakpastian, mereka memberanikan diri membangun fasilitas baru, memanfaatkan momentum dimana kompetisi sedang rendah namun kebutuhan masyarakat akan aktivitas luar ruang yang aman justru tinggi.
Membangun dengan Semangat Kolaborasi

Direktur Liga.Tennis Jordan Sanchez | Foto: liga.tennis
Strategi pertumbuhan Liga.Tennis juga didukung oleh semangat kolaborasi. Mereka membina hubungan yang kuat dengan federasi olahraga terkait, seperti Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI) dan Asosiasi Padel Indonesia.
Liga.Tennis juga menjalankan yayasan tenis di Bali untuk melatih potensi atlet lokal. Mereka menunjukkan komitmen dalam pengembangan olahraga dari akar rumput.
"Kami memiliki hubungan yang kuat dengan PELTI dan Asosiasi Padel. Kami terbuka untuk kolaborasi, tetapi fokus utama saat ini adalah membuka fasilitas baru. Setiap atlet nasional bermula dari komunitas, dan di situlah peran kami, yakni menjadi rumah bagi pemain klub maupun bakat potensial masa depan,” jelas Jordan.
Keterbukaan untuk bekerja sama dengan atlet, organisasi olahraga, dan merek komersial selalu dijaga. Adapun fondasi dari semua aktivitas bisnis ini adalah kepatuhan terhadap aspek legal.
Kombinasi antara strategi ekspansi yang terencana, sistem manajemen yang solid, dan ketahanan dalam menghadapi tantangan menjadikan geliat olahraga raket di Bali, yang diusung Liga.Tennis, sebagai sebuah cerita sukses yang inspiratif dan berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News