Masyarakat dan pemerintah yang berjarak adalah hal yang tak bisa dipungkiri. Kendati demikian, masih ada peluang untuk menghadirkan kedekatan antara pemerintah dan masyarakat.
Dewasa ini, jamak ditemui masyarakat yang skeptis dan cuek dengan isu-isu politik dan pemerintahan. Bahkan, hal fenomena ini juga terjadi di kalangan anak-anak muda.
Lantas mengapa hal demikian bisa terjadi? Menurut Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, salah satu penyebabnya adalah lebih banyaknya sorotan dan berita terhadap para tokoh politik yang bermasalah ketimbang yang berprestasi
"Mereka menganggap mereka (tokoh politik) yang perform dan tampil dengan karya-karya yang baik adalah outlier. Majority-nya mereka kaitkan ke berita-berira yang jelek," ujar Emil dalam acara Bangkit Fest 2025 yang diselenggarakan oleh Good News From Indonesia (GNFI) dan Gema Creative Network di Mangkuluhur ARTOTEL Suites, Jakarta, Senin (17/11/2025).
Emil menambahkan bahwa masyarakat yang skeptis sebetulnya tidak sepenuhnya abai. Masih ada isu-isu tertentu yang menjadi perhatian, terutama yang lekat dengan keseharian mereka.
"Saya rasa publik itu masih ada ketertarikan sama isu public policy yang ngena ke kehidupan sehari-hari," lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, punya pandangan lain. Ia melihat bahwa skeptisme masyarakat khususnya anak muda tak lepas dari generation gap.
"Mungkin kenapa skeptisnya anak muda terhadap pemerintahan, karena pemerintahan yang sebelum-sebelumnya itu ranahnya senior dan ada sebuah kekakuan yang memang disajikan pemerintahan yang terdahulu," ujarnya.
Setitik Optimisme di Tengah Skeptisme
Di tengah rasa skeptis publik, Emil dan Putri Karlina masih menyimpan optimisme bahwa relasi masyarakat dan pemerintah bisa semakin erat. Apalagi, berubahnya zaman turut mengubah cara pemerintah berkomunikasi menjadi lebih cair dan luwes.
Disampaikan Emil, setiap generasi memiliki karakter yang berbeda-beda. Kendati demikian, setiap generasi itu kini bisa mengonsumsi konten media yang sama sehingga pemerintah dan masyarakat khususnya anak muda bisa lebih terhubung.
"Konten kita itu sama, otomatis ada konvergensi style sehingga pemerintah akan lebih bisa menjawab harapan anak-anak muda." paparnya.
Sementara itu, Putri Karlina punya cara sendiri untuk mendekatkan pemerintah dengan masyarakat. Salah satunya adalah bekerja sama dengan insan-insan kreatif.
"Saya sendiri sekarang lebih banyak ngobrol sama dengan teman-teman kreatif karena mereka yang bisa menyelesaikan masalah tanpa terasa menyelesaikan masalah. Mereka yang bisa mencairkan gap antara problem masyarakat dengan problem daerah." pungkasnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News