konsep mula jadi bolon dalam tradisi batak sebuah kajian filosofis dan kosmologis - News | Good News From Indonesia 2025

Konsep Mula Jadi Bolon dalam Tradisi Batak, Sebuah Kajian Filosofis dan Kosmologis

Konsep Mula Jadi Bolon dalam Tradisi Batak, Sebuah Kajian Filosofis dan Kosmologis
images info

Konsep Mula Jadi Bolon dalam Tradisi Batak, Sebuah Kajian Filosofis dan Kosmologis


Mula Jadi Bolon merupakan salah satu konsep paling mendasar dalam kosmologi masyarakat Batak, terutama Batak Toba. Ia tidak hanya berfungsi sebagai figur kosmologis tertinggi, tetapi juga sebagai simbol keteraturan, sumber kehidupan, dan awal mula segala keberadaan.

Dalam tradisi lisan Batak, nama Mula Jadi Bolon memancarkan wibawa metafisis: ia berarti “yang menjadi besar terlebih dahulu” atau “yang mula-mula berkembang menjadi besar”.

Sebutan ini menegaskan posisinya sebagai entitas primordial, penggerak pertama, sekaligus pencipta struktur jagat raya. Artikel ini membahas konsep Mula Jadi Bolon secara lebih mendalam, mulai dari konteks kosmologis, pengaruhnya terhadap struktur budaya Batak, hingga perannya dalam pembentukan etika dan spiritualitas masyarakat.

Dalam mitologi Batak, Mula Jadi Bolon diyakini berdiam di alam atas, yang disebut Banua Ginjang. Alam ini dianggap sebagai ruang kesucian tertinggi, tempat para dewa dan roh leluhur yang telah mencapai kesempurnaan.

baca juga

Keberadaan Mula Jadi Bolon di Banua Ginjang bukan hanya simbol hierarki kosmis, tetapi juga mencerminkan gagasan masyarakat Batak tentang keteraturan. Jagat raya dilihat sebagai struktur bertingkat: ada alam atas, alam tengah, dan alam bawah. Masing-masing alam memiliki fungsi, penghuninya, dan hukum naturalnya sendiri.

Mula Jadi Bolon berdiri sebagai penjaga keseimbangan di lapisan kosmos tersebut, yang mencerminkan kepercayaan masyarakat Batak bahwa dunia berjalan harmonis bila hubungan antara manusia, alam, dan leluhur dijaga dengan baik.

Konsep penciptaan oleh Mula Jadi Bolon tidak digambarkan sebagai proses tiba-tiba, melainkan sebagai suatu proses pertumbuhan, perkembangan, serta transformasi. Hal ini berbeda dengan beberapa mitologi lain yang sering menggambarkan pencipta sebagai sosok yang “membentuk” dunia dalam sekejap.

Pada masyarakat Batak, penciptaan lebih mirip dengan proses menumbuhkan tanaman: ada bibit awal, ada pertumbuhan, dan ada ketentuan yang mengatur arah perkembangan. Filosofi ini selaras dengan kehidupan orang Batak yang agraris pada masa awal, yang sangat memahami bahwa segala sesuatu, termasuk kehidupan sosial dan spiritual, membutuhkan proses, kesabaran, serta keseimbangan.

Dengan demikian, Mula Jadi Bolon tidak hanya menciptakan dunia, tetapi juga mengajarkan bahwa segala sesuatu berada dalam dinamika yang harus dipelihara.

Secara spiritual, Mula Jadi Bolon juga berperan sebagai simbol kesempurnaan moral. Ia tidak hanya dipandang sebagai pencipta fisik, tetapi juga sebagai sumber nilai-nilai luhur seperti kejujuran, kesetiaan terhadap hubungan kekerabatan, dan penghormatan kepada leluhur.

baca juga

Dalam masyarakat Batak, hubungan antarmanusia sangat diatur oleh struktur sosial yang dikenal sebagai Dalihan Na Tolu: hula-hula, dongan tubu, dan boru.

Meskipun tampak sebagai struktur sosial, prinsip dasar Dalihan Na Tolu sebenarnya berakar pada kosmologi penciptaan, di mana harmoni tidak mungkin terwujud tanpa tata hubungan yang seimbang. Konsep keselarasan ini diyakini sebagai pantulan dari tatanan kosmis ciptaan Mula Jadi Bolon.

Selain itu, Mula Jadi Bolon kerap dikaitkan dengan gagasan tentang asal mula manusia dan nilai gotong royong. Masyarakat Batak memandang kehidupan manusia sebagai bagian dari garis keturunan yang tidak terputus dengan alam spiritual.

Ketika seseorang hidup secara baik, menjaga kehormatan keluarga, serta mematuhi adat, ia dianggap turut menjaga keseimbangan kosmis.

Karena itu, konsep Mula Jadi Bolon tidak hanya berada di ranah metafisika, tetapi terasa nyata dalam kehidupan sehari-hari: dalam ritual adat, keputusan keluarga, pembangunan kampung, hingga pengaturan hubungan antar marga.

Semua tindakan manusia dipandang sebagai bagian dari ikhtiar menjaga keseimbangan yang dulu diciptakan oleh entitas utama ini.

Dalam perkembangan budaya Batak, konsep Mula Jadi Bolon memberi dasar filosofis bagi berbagai praktik ritual. Misalnya pada upacara adat yang melibatkan pembacaan doa (tonggo-tonggo), masyarakat memohon restu kepada roh leluhur, tetapi pada esensinya juga memohon keterhubungan kembali dengan sumber awal, yaitu Mula Jadi Bolon.

Pada ritual Mangokkal Holi atau penggalian tulang leluhur, ada keyakinan bahwa penghormatan kepada leluhur akan memperkuat hubungan manusia dengan asal usulnya, baik secara biologis maupun spiritual.

Dengan demikian, konsep sang pencipta ini memberikan legitimasi kosmologis terhadap tradisi batak, sekaligus membentuk cara pandang masyarakat terhadap kehidupan, kematian, dan kesinambungan.

baca juga

Dalam interpretasi modern, Mula Jadi Bolon sering dipahami tidak hanya sebagai dewa pencipta dalam pengertian mitologis, tetapi sebagai simbol jatidiri dan kebijaksanaan Batak.

Banyak peneliti antropologi menyebut bahwa masyarakat Batak memaknai kehadirannya sebagai bentuk kesadaran kolektif akan asal-usul, kesatuan sosial, dan kekuatan moral.

Ia adalah lambang bahwa setiap orang Batak memiliki akar yang sama, tanggung jawab yang sama, serta kewajiban menjaga keharmonisan kehidupan.

Dengan demikian, Mula Jadi Bolon bukan sekadar tokoh mitologi. Ia adalah fondasi filosofis yang mempengaruhi struktur sosial, adat-istiadat, etika, dan cara pandang masyarakat Batak terhadap dunia.

Pengaruhnya meresap dalam berbagai aspek: dari sistem kekerabatan, ritual, hingga seni dan tarian tradisional seperti Tortor. Semua ini memperlihatkan bagaimana sebuah konsep kosmologis dapat hidup dalam kebudayaan, membentuk identitas kolektif, dan terus relevan melintasi generasi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.