Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diperkirakan akan tetap terjaga dengan baik sepanjang tahun 2025. Proyeksi ini menunjukkan daya tahan yang kuat bagi sektor eksternal Indonesia di tengah dinamika dan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan NPI sepanjang 2025 akan berada pada kisaran surplus 0,1% sampai defisit 0,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa NPI yang terjaga baik ini sangat penting.
"Neraca pembayaran Indonesia tetap terjaga baik, sehingga dapat mendukung ketahanan eksternal," papar Perry dikutip dari keterangan tertulis.
Transaksi Berjalan Mencatat Surplus
Pada Triwulan III 2025, NPI mencatat defisit $6,4 miliar. Namun, secara internal, transaksi berjalan justru mencatat surplus sebesar $4,0 miliar (1,1% dari PDB). Surplus ini meningkat tajam dibandingkan defisit $2,7 miliar pada triwulan sebelumnya.
Surplus transaksi berjalan ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas, terutama komoditas andalan seperti minyak kelapa sawit (CPO) ke India, logam mulia dan perhiasan ke Swiss, serta batu bara ke Tiongkok.
Defisit neraca jasa juga menurun seiring dengan kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat defisit seiring dengan tingginya ketidakpastian global. Meskipun demikian, BI mencatat adanya perbaikan signifikan pada Triwulan IV 2025.
Investasi portofolio hingga 17 November 2025 membaik, mencatat net inflows sebesar $1,8 miliar, didukung terutama oleh aliran masuk investasi ke pasar saham.
Cadangan Devisa Kuat Sebagai Penyangga
Ketahanan NPI juga didukung oleh posisi cadangan devisa yang tetap kuat. Posisi cadangan devisa pada akhir Oktober 2025 meningkat menjadi sebesar $149,9 miliar.
Angka ini setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi ini jauh berada di atas standar kecukupan internasional yang ditetapkan sekitar 3 bulan impor. Posisi cadangan devisa pada akhir September 2025 juga tercatat tinggi, yaitu $148,7 miliar.
Perry Warjiyo meyakini bahwa prospek NPI akan tetap baik di masa depan.
"NPI pada 2026 diprakirakan tetap baik didukung defisit transaksi berjalan yang rendah dan sehat serta aliran modal yang meningkat sejalan prospek ekonomi Indonesia yang lebih baik," tegas Perry.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati dinamika global dan memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News