unik ikan ini punya moncong mirip gergaji - News | Good News From Indonesia 2025

Unik! Ikan Ini Punya Moncong Mirip Gergaji

Unik! Ikan Ini Punya Moncong Mirip Gergaji
images info

Unik! Ikan Ini Punya Moncong Mirip Gergaji


Hiu gergaji dari keluarga Pristidae, adalah salah satu kelompok ikan bertulang rawan yang paling unik di dunia. Meskipun sering disebut "hiu", mereka sebenarnya lebih dekat kekerabatannya dengan ikan pari. 

Ciri paling mencolok yang membedakan mereka adalah moncong memanjang yang pipih dan dipenuhi deretan gigi mirip gergaji di kedua sisinya, yang dikenal sebagai rostrum. 

Di berbagai daerah di Indonesia, ikan ini memiliki sebutan yang beragam, antara lain ikan gergaji, ikan pari gergaji (di Sumatra dan Kalimantan), dan di beberapa daerah Maluku dan Papua, mereka disebut dengan nama seperti Toba atau Gagu.

Secara taksonomi, hiu gergaji diklasifikasikan ke dalam Kelas Chondrichthyes (ikan bertulang rawan), Subkelas Elasmobranchii (yang mencakup hiu dan pari), Ordo Rhinopristiformes, dan Famili Pristidae.

Berdasarkan data dari IUCN (International Union for Conservation of Nature), terdapat lima spesies yang masih bertahan hingga saat ini, seperti hiu gergaji besar (Pristis pristis), hiu gergaji hijau (Pristis zijsron), dan hiu gergaji kerdil (Anoxypristis cuspidata). Perbedaan genus Pristis dan Anoxypristis terletak pada detail morfologi rostrum dan distribusi giginya.

Dimana habitat hiu gergaji?

Hiu gergaji pada umumnya menghuni perairan pantai yang hangat dan dangkal, termasuk muara sungai, laguna, dan bahkan dapat memasuki sistem air tawar seperti sungai besar dan danau. 

Mereka sering ditemukan di dasar perairan yang berlumpur atau berpasir, di mana mereka mencari mangsa. Sebaran mereka mencakup perairan tropis dan subtropis di Samudra Atlantik, Hindia, dan Pasifik. 

Kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan salinitas yang berbeda memungkinkan beberapa spesies melakukan perjalanan jauh ke hulu sungai dan tinggal di air tawar untuk waktu yang lama. Namun, habitat-habitat pesisir ini juga yang paling rentan terhadap gangguan aktivitas manusia.

Di Indonesia, yang terletak di jantung segitiga terumbu karang dunia, hiu gergaji pernah dilaporkan memiliki sebaran yang cukup luas. Catatan historis dan laporan terkini menunjukkan kehadiran mereka di berbagai perairan, seperti perairan sekitar Kalimantan (terutama di muara-muara Sungai Mahakam), Sumatra, Papua, dan Maluku. 

Misalnya, Taman Nasional Teluk Cenderawasih di Papua dikenal sebagai salah satu daerah yang masih menjadi habitat penting bagi Hiu Gergaji Hijau. Namun, populasi mereka di Indonesia, seperti di banyak tempat lain, telah mengalami penurunan yang sangat drastis.

Hilangnya habitat seperti hutan bakau dan degradasi kualitas air di daerah pesisir turut berkontribusi terhadap ancaman terhadap kelangsungan hidup mereka.

baca juga

Punya moncong mirip gergaji

Ciri fisik hiu gergaji yang paling ikonik adalah rostrum atau "gergaji" mereka. Struktur ini sebenarnya adalah perpanjangan dari tulang rawan tengkorak yang dapat mencapai sepertiga dari total panjang tubuhnya. 

Rostrum dilengkapi dengan pori-pori sensorik yang sensitif, disebut ampula Lorenzini, yang dapat mendeteksi medan listrik lemah yang dihasilkan oleh mangsa yang bersembunyi di dalam substrat. Deretan "gigi" yang terdapat di kedua sisi rostrum sebenarnya adalah sisik placoid yang termodifikasi. Rostrum ini berfungsi sebagai alat multifungsi.

Dari segi perilaku, hiu gergaji menggunakan rostrum mereka dengan cara yang spektakuler. Pertama, sebagai alat untuk berburu. Mereka akan mengayunkan gergaji mereka dari sisi ke sisi di antara kawanan ikan atau di dalam lumpur untuk melukai, menusuk, atau bahkan membelah mangsa seperti ikan kecil, udang, dan kepiting. 

Kedua, rostrum berfungsi sebagai alat sensorik untuk menemukan mangsa yang terkubur. Perilaku unik lainnya adalah mereka merupakan hewan vivipar, yang berarti anak-anaknya berkembang di dalam rahim induknya dan lahir dalam keadaan sudah berbentuk miniatur dewasa. 

Induk hiu gergaji akan melahirkan anak-anaknya di perairan payau yang relatif aman, dan rostrum pada bayi hiu gergaji lunak dan fleksibel saat lahir untuk melindungi induknya selama proses kelahiran.

Kini terancam punah

Semua spesies hiu gergaji saat ini berada dalam status terancam kritis (Critically Endangered) menurut Daftar Merah IUCN. Status ini adalah level tertinggi sebelum dinyatakan punah di alam liar. Oleh karena itu, secara global, hiu gergaji adalah satwa yang dilindungi. 

Di Indonesia, perlindungan terhadap hiu gergaji telah dikuatkan melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018, yang menetapkan seluruh spesies Pristidae sebagai satwa dilindungi. Hal ini berarti segala bentuk perdagangan, penangkapan, dan pemeliharaan hiu gergaji adalah illegal.

Ancaman utama bagi populasi hiu gergaji adalah tangkapan sampingan (bycatch) dari operasi penangkapan ikan, terutama jaring insang (gill net) dan pukat. Rostrum mereka yang bergerigi sangat mudah tersangkut di segala jenis jaring, yang sering berakibat fatal. 

Ancaman signifikan lainnya adalah hilangnya habitat penting seperti hutan bakau, serta perdagangan sirip dan rostrumnya yang dianggap sebagai barang koleksi. Penurunan populasi yang cepat ini memiliki dampak ekologis yang serius.

Apa makanan hiu gergaji?

Hiu gergaji dewasa berukuran besar, dapat tumbuh hingga lebih dari 7 meter, menjadikan mereka predator puncak atau predator apex di dalam habitatnya. Sebagai predator puncak, mereka berperan penting dalam mengatur struktur dan kesehatan komunitas di dasar perairan. 

Dengan memakan ikan-ikan kecil dan invertebrata, mereka membantu menjaga keseimbangan rantai makanan dan mencegah ledakan populasi spesies tertentu.

Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun dewasa adalah predator puncak, tahap kehidupan mereka yang lain sangat rentan. Hiu gergaji yang masih muda dan berukuran kecil memiliki beberapa predator alami. 

Predator utama mereka adalah hiu-hiu besar yang berbagi habitat yang sama, seperti hiu macan (Galeocerdo cuvier) dan hiu kepala martil (Sphyrna spp.). Buaya air asin juga dilaporkan memangsa hiu gergaji di daerah muara. 

Dengan demikian, posisi hiu gergaji dalam rantai makanan bersifat dinamis: mereka adalah predator puncak yang vital, tetapi juga merupakan bagian dari jaring makanan 

yang lebih besar, di mana individu yang muda berperan sebagai mangsa bagi predator lain. 

Hilangnya predator puncak seperti hiu gergaji dapat menyebabkan efek cascading yang merusak kestabilan ekosistem perairan pesisir secara keseluruhan.

baca juga

 

Referensi:

  1. IUCN Red List of Threatened Species. (2023). Pristis pristis, Pristis zijsron, Anoxypristis cuspidata*.
  2. Dulvy, N.K., et al. (2016). "Ghosts of the coast: global extinction risk and conservation of sawfishes." Aquatic Conservation: Marine and Freshwater Ecosystems, 26(1), 134-153.
  3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
  4. Whitty, J.M., et al. (2009). "A review of the biology and conservation of sawfishes (Pristidae)." Environmental Biology of Fishes, 84(3), 241-253.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.