kisah pertempuran kapahaha cerita rakyat dari maluku tentang perjuangan rakyat melawan kompeni - News | Good News From Indonesia 2025

Kisah Pertempuran Kapahaha, Cerita Rakyat dari Maluku tentang Perjuangan Rakyat Melawan Kompeni

Kisah Pertempuran Kapahaha, Cerita Rakyat dari Maluku tentang Perjuangan Rakyat Melawan Kompeni
images info

Kisah Pertempuran Kapahaha, Cerita Rakyat dari Maluku tentang Perjuangan Rakyat Melawan Kompeni


Pertempuran Kapahaha merupakan salah satu perang yang terjadi di Jazirah Hitu dan terekam dalam salah satu cerita rakyat dari Maluku. Kapitan Telukabessy menjadi panglima perang rakyat melawat pasukan kompeni pada waktu itu.

Bagaimana kisah dari Pertempuran Kapahaha tersebut?

Kisah Pertempuran Kapahaha, Cerita Rakyat dari Maluku

Dinukil dari artikel La Amudin, "Perang Kapahaha" yang ada dalam buku Antologi Cerita Rakyat Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, pada zaman dahulu wilayah utara Pulau Ambon mulai dikuasai oleh VOC. Kedatangan kompeni ini membuat masyarakat yang ada di sana menjadi terdesak.

Tidak jarang pertempurang sering terjadi di sana. Namun masyarakat masih gagal menumbangkan dan mengusir para kompeni tersebut.

Pada suatu hari, masyarakat yang ada di Leihitu mengadakan sebuah musyawarah. Mereka mencari solusi untuk melawan kekejaman yang dilakukan oleh pihak VOC.

Musyawarah tersebut kemudian berakhir dengan ditunjukkan Telukabessy sebagai panglima perang mereka. Telukabessy memang dikenal sebagai salah satu orang yang berpengaruh di sana.

Sejak muda Telukabessy dikenal sebagai seorang pemuda yang pemberani. Berbagai pertempuran sudah dia lewati dulunya.

Selain itu, Telukabessy dikenal sangat mencintai daerah asalnya. Dia tidak pernah membeda-bedakan masyarakat berdasarkan suku dan latar belakangnya.

Telukabessy menerima kepercayaan yang diberikan padanya dan mendapatkan gelar Raja Kapitan. Dirinya kemudian mulai menyusun strategi agar bisa mengusir para kompeni dari sana.

Pada awalnya, Telukabessy menghimbau semua masyarakat dari berbagai daerah, mulai dari Hitu, Lease, dan negeri-negeri lain yang ada di sana untuk berkumpul dan menyatukan kekuatan. Dia memilih Kapahaha sebagai benteng pertahanan melawan pihak kompeni.

Akses menuju Kapahaha pun dibuka untuk semua pejuang negeri. Namun rute persembunyian hanya diketahui oleh para pejuang saja.

Pihak kompeni sebenarnya tahu bahwa para pejuang sudah berkumpul di Kapahaha. Namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak tau rute dan bentang alam yang ada di sana.

Pernah suatu ketika para tentara kompeni mencoba untuk menyerbu Benteng Kapahaha. Akan tetapi kondisi alam yang sulit membuat penyerangan tentara kompeni tersebut tidak membuahkan hasil.

Kapitan Telukabessy juga mengirimkan mata-mata atau yatapori untuk mengumpulkan informasi musuh. Hal yang sama juga dilakukan oleh para kompeni untuk mencari jalan masuk ke Benteng Kapahaha.

Pada suatu hari, yatapori dari Kapitan Telukabessy tengah mencari air. Tanpa sadar dia berpapasan dengan mata-mata kompeni yang mengaku sebagai pedagang.

Percakapan pun terjadi di antara mereka. Mata-mata kompeni kemudian mengajak yatapori tersebut untuk pergi ke tempat tinggal mereka.

Di sana yatapori disambut dengan hangat. Bahkan dia juga diberikan beras dan beberapa kebutuhan lain secara cuma-cuma.

Namun hal ini sebenarnya strategi dari pasukan kompeni untuk tahu jalan masuk ke Benteng Kapahaha. Mereka melubangi karung beras tersebut agar bisa mengetahui jalan masuk dari jejak yatapori.

Yatapori kembali ke Benteng Kapahaha tanpa rasa curiga. Namun ketika dia melaporkan hal ini kepada Kapitan Telukabessy, yatapori menyadari kesalahan yang sudah dibuat.

Kapitan Telukabessy sadar pertempuran akan segera pecah. Dirinya kemudian memerintahkan semua pasukan bersatu dan memperkuat pertahanan di Benteng Kapahaha.

Tidak lama kemudian, pasukan kompeni benar-benar bisa menembus benteng tersebut. Perang Kapahaha antara rakyat melawan pasukan kompeni pun pecah seketika.

Kapitan Telukabessy bersama rakyat sebenarnya memiliki semangat juang yang tinggi. Bahkan Kapitan Telukabessy memiliki sebuah semboyan, yakni "Lawamena hiti hala lawamena haulala" yang berarti maju ke depan beramai-ramai, kobarkan pertempuran, dan hancurkan musuh.

Namun kekuatan yang dimiliki pasukan kompeni membuat rakyat terpukul mundur. Pasukan VOC kemudian berhasil menguasai Kapahaha dan menangkap semua pejuang.

Kapitan Telukabessy sebenarnya sempat berencana akan melarikan diri ke Pulau Haruku. Namun ancaman dari pihak kompeni yang akan membunuh semua pejuang membuat Kapitan Telukabessy menyerah dan menyerahkan diri agar semua bisa selamat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.