Menjelang tenggat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada 2030, diskursus tentang SDGs tak lagi cukup berhenti di wacana.
Kesadaran inilah yang mendorong Universitas Indonesia menggelar Grand Summit UI SDGs Summit 2025, sebuah forum yang menitikberatkan pada aspek penegakan dan implementasi nyata kebijakan berkelanjutan.
Diselenggarakan pada 19 November 2025 di Balai Purnomo, kampus UI Depok, forum ini mengusung tema “Countdown to 2030: Enhancing Enforcement Towards SDGs”.
Tema tersebut menjadi penanda pergeseran fokus dari sekadar sosialisasi dan perumusan target, menuju pertanyaan yang lebih mendasar: sejauh mana komitmen SDGs benar-benar dijalankan, dipantau, dan dipertanggungjawabkan oleh para pemangku kepentingan.
Dukungan terhadap agenda ini disampaikan sejak awal acara melalui video special remarks dari Anies Baswedan.
Rangkaian acara kemudian dibuka oleh Sahara Rysda selaku Project Officer UISS 2025. Ini menegaskan komitmen mahasiswa dan sivitas akademika untuk terus mengawal implementasi SDGs melalui ruang diskusi yang kritis dan inklusif.
Dari sektor industri, Muharwan Syahroni selaku Environmental Safety and Health Deputy Head of HSE Harita Nickel menyoroti peran pelaku usaha dalam memenuhi indikator SDGs, khususnya melalui praktik keselamatan lingkungan dan tata kelola industri yang bertanggung jawab.
Perspektif ini dipertegas oleh Junito Drias, Advocacy and External Engagement Manager Wahana Visi Indonesia, yang menekankan pentingnya advokasi berbasis hak serta fungsi pengawasan masyarakat sipil agar komitmen pemerintah berjalan seiring perlindungan kelompok rentan.
Isu keberlanjutan juga dibahas dari sudut pandang ekonomi dan literasi publik. Apt. David Wijaya, pendiri Menyurus Rantai sekaligus perencana keuangan, mengajak peserta memahami urgensi literasi keuangan hijau, investasi berprinsip ESG, dan peran generasi muda dalam membangun ekosistem ekonomi yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Menariknya, forum ini tidak hanya menghadirkan suara birokrat, akademisi, dan praktisi industri. Kehadiran Phillip Maxwell, cast dari Clash of Champions Season 2, memperkaya diskusi dengan sudut pandang anak muda dan industri kreatif. Ia menunjukkan bahwa kampanye keberlanjutan juga dapat tumbuh dari ruang-ruang populer yang dekat dengan generasi Z.
Dari internasional, Dr. Gurion Ang, Director of Bachelor of Science di The University of Queensland, hadir sebagai keynote speaker. Menurutnya, kolaborasi lintas negara dan standar ilmiah yang kuat itu penting agar penegakan SDGs tidak berjalan parsial.
Sementara itu, pembukaan acara juga diisi oleh Nara Masista Rakhmatia, Deputy Director for the Rights of Vulnerable Groups Kementerian Luar Negeri. I menekankan komitmen Indonesia untuk memastikan tidak ada kelompok yang tertinggal dalam proses pembangunan.
Selain diskusi substantif, penyelenggara juga memberikan berbagai fasilitas bagi peserta, mulai dari konsumsi gratis, goodie bag, hingga doorprize. Dukungan sponsor dari berbagai sektor industri serta keterlibatan media partner nasional menjadi indikator tingginya minat sektor swasta dan media dalam mendukung penguatan agenda SDGs.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News