festival budaya indonesia di bulan desember catat tanggalnya - News | Good News From Indonesia 2025

3 Festival Budaya Indonesia di Bulan Desember 2025, Catat Tanggalnya!

3 Festival Budaya Indonesia di Bulan Desember 2025, Catat Tanggalnya!
images info

3 Festival Budaya Indonesia di Bulan Desember 2025, Catat Tanggalnya!


Bulan Desember tiap tahunnya tidak hanya menjadi penanda akhir tahun, tetapi juga awal dari musim libur dan momen kumpul bersama keluarga. Akhir tahun juga menjadi momen bagi beberapa festival budaya yang dilaksanakan di Indonesia.

Setiap daerah memiliki warisan tradisi yang tak ternilai, dan festival menjadi salah satu cara terbaik untuk merayakan sekaligus melestarikannya.

Mengutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berikut adalah 3 festival budaya Indonesia yang digelar pada bulan Desember, beserta daya tarik dan maknanya. Siapa tahu, salah satunya bisa menjadi inspirasi perjalanan akhir tahun Kawan GNFI.

Perang Topat, Nusa Tenggara Barat (29 November—11 Desember 2025)

Perang Topat merupakan tradisi budaya masyarakat Lombok yang menjadi simbol kuat keharmonisan antarumat beragama, khususnya antara masyarakat Sasak yang beragama Islam dan komunitas Bali penganut Hindu.

Dalam ritual ini, kedua kelompok berkumpul dan berpartisipasi bersama tanpa adanya ketegangan, sehingga memperlihatkan bagaimana nilai toleransi dan kebersamaan telah mengakar dalam kehidupan sosial mereka

Pelaksanaan Perang Topat yang berlangsung di kawasan Taman Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Mencerminkan bahwa interaksi yang harmonis tersebut tetap terjaga hingga kini, baik dalam kegiatan keagamaan maupun dalam pelaksanaan ritual tradisional tersebut.

baca juga

Sebagai tradisi yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi, Perang Topat telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui SK Nomor 19255/MPK.F/KB/2020.

Pengakuan ini menegaskan pentingnya menjaga dan melestarikan ritual tersebut agar tetap diwariskan kepada generasi berikutnya.

Selain menjadi identitas budaya masyarakat Lombok, Perang Topat juga berfungsi sebagai pengingat bahwa kerukunan dan saling menghormati antarumat beragama dapat diwujudkan melalui praktik budaya yang diwariskan secara turun-temurun.

Festival Tumbe, Sulawesi Tengah (1—4 Desember 2025)

Tradisi Pengantaran Telur Burung Maleo oleh masyarakat Adat Batui di Kabupaten Banggai merupakan ritual tahunan yang dilaksanakan setiap 4 Desember dan melibatkan 3 wilayah sekaligus: Kabupaten Banggai, Banggai Laut, dan Banggai Kepulauan di Provinsi Sulawesi Tengah. 

Prosesi ini dimulai dari Batui menuju Kerajaan Banggai, dengan rombongan terlebih dahulu singgah di Desa Pinalong, Banggai Kepulauan, untuk melakukan simbolisasi dengan melempar sepotong kayu. 

Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Tanjung Merah (Tolo) di Pulau Labobo, Mansalean, tempat para pembawa telur bermalam sekaligus mengganti pembungkus telur dengan daun “Kambuno” yang baru. 

Daun pembungkus yang lama dilepaskan dan dihanyutkan ke laut sebagai penanda bagi pihak kerajaan bahwa rombongan telah mencapai Tanjung Merah dan bersiap melanjutkan perjalanan menuju Banggai.

Setibanya mendekati Banggai, rombongan pengantar telur akan mengarahkan perahu menuju Banggai Lalongo. Kemudian kembali melintas di depan Tinakin secara simbolis sebelum akhirnya berlabuh di Pelabuhan Banggai yang berhadapan langsung dengan Keraton Batumundoan.

baca juga

Di sinilah ritual penerimaan atau “Malabot” dilaksanakan oleh pihak Keraton sebagai bentuk penghormatan atas tradisi turun-temurun tersebut.

Festival Tumbe diselenggarakan untuk memperkuat pelestarian warisan budaya leluhur masyarakat Banggai serta memastikan keberlanjutan tradisi Tumbe sebagai identitas budaya yang penting bagi masyarakat setempat.

Festival Minangkabau, Sumatera Barat (4—6 Desember 2025)

Festival Minangkabau di Kabupaten Tanah Datar merupakan ajang budaya yang menampilkan kembali kekayaan tradisi Minang dengan Istano Basa Pagaruyung sebagai ikon utamanya. 

Melalui rangkaian pertunjukan seni, kerajinan tangan, dan sajian kuliner khas, festival ini memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merasakan langsung kekayaan budaya Minangkabau. 

Berbagai atraksi seperti alua pasambahan, silek Minangkabau, hingga pertunjukan randai disuguhkan dengan penuh makna, mencerminkan nilai adat dan filosofi yang diwariskan secara turun-temurun.

Lebih dari sekadar hiburan, festival ini diselenggarakan untuk membangun kesadaran masyarakat dan wisatawan mengenai pentingnya menjaga kelestarian budaya Minangkabau. 

Pemerintah Kabupaten Tanah Datar juga memanfaatkan momentum ini untuk mendorong sektor pariwisata sebagai penggerak ekonomi daerah, sekaligus memberdayakan masyarakat dalam pengembangan ekonomi kreatif.

Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan domestik maupun internasional, Festival Minangkabau diharapkan mampu memperkuat identitas budaya Minangkabau serta memperluas pengaruhnya di tingkat nasional maupun global.

baca juga

3 festival budaya Indonesia di bulan Desember seperti Perang Topat, Festival Tumbe, dan Festival Minangkabau hadir sebagai cermin kuatnya identitas dan keragaman bangsa.

Masing-masing festival membawa cerita, tradisi, dan karakter lokal yang berbeda, tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu merayakan dan menjaga budaya Indonesia tetap hidup.

Bagi Kawan GNFI yang sedang merencanakan liburan atau ingin memperkaya wawasan budaya, festival-festival ini bisa menjadi destinasi yang penuh makna. Tidak hanya menambah pengalaman, tetapi juga memperkuat kecintaan terhadap budaya negeri sendiri.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Saddam Amtael Soerawijaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Saddam Amtael Soerawijaya.

MS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.