festival seni dan budaya indonesia di bulan november ada apa saja - News | Good News From Indonesia 2025

Festival Seni dan Budaya Indonesia di Bulan November, Ada Apa Saja?

Festival Seni dan Budaya Indonesia di Bulan November, Ada Apa Saja?
images info

Festival Seni dan Budaya Indonesia di Bulan November, Ada Apa Saja?


Bagi banyak orang, bulan November mungkin identik dengan penghujung tahun, musim hujan, atau awal persiapan liburan. Namun, bagi para pecinta seni dan kebudayaan Indonesia, November adalah bulan yang ramai akan festival seni dan budaya.

Di tengah dinamika cuaca yang tidak menentu, semangat untuk merayakan kekayaan tradisi Nusantara justru berkobar kuat.

Indonesia, dengan lebih dari 17.000 pulau dan ratusan kelompok etnis, tak pernah kehabisan cerita. Setiap bulannya, selalu ada perayaan yang unik dan filosofis. November khususnya, sering menjadi waktu diselenggarakannya festival yang beragam.

Festival seni dan budaya ini bukan hanya panggung tontonan belaka. Mereka adalahruang hiduptempat nilai-nilai luhur dipertukarkan, dari generasi ke generasi, dan dari satu daerah ke daerah lain.

Mengunjungi festival adalah cara terbaik bagi kawan GNFI untuk menjadi bagian dari upaya kolektif melestarikan dan menghidupkan kembali warisan bangsa. Mengutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berikut beberapa festival seni dan budaya di Indonesia selama bulan November.

Pemuteran Bay Festival (6 - 9 November 2025), Bali

Pemuteran Bay Festival merupakan acara tahunan di Pemuteran, Bali, yang menggabungkan keindahan alam, budaya lokal, dan semangat pelestarian lingkungan.

Festival ini menjadi wadah untuk mempromosikan ekowisata dan kesadaran lingkungan melalui berbagai kegiatan seperti snorkeling, diving, transplantasi karang, serta pembersihan pantai dan terumbu karang.

Tak hanya itu, acara ini juga menampilkan pertunjukan seni tradisional Bali, pasar UMKM, dan workshop edukatif yang melibatkan masyarakat serta wisatawan.

Festival ini bertujuan memperkuat sinergi antara pelestarian alam, budaya, dan ekonomi lokal. Dengan melibatkan seniman, pelaku UMKM, dan komunitas konservasi, Pemuteran Bay Festival menjadi ajang promosi Bali sebagai destinasi wisata berkelanjutan.

Melalui kegiatan yang memadukan edukasi dan hiburan, festival ini tidak hanya memperkenalkan keindahan bawah laut Pemuteran, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan budaya daerah.

Festival Bekudo Bono (10 - 12 November 2025), Riau

Festival Bekudo Bono merupakan acara tahunan yang digelar untuk mempromosikan potensi wisata ombak Bono di Sungai Kampar.

Festival ini menampilkan berbagai kegiatan menarik seperti lomba Bekudo Bono, kompetisi surfing profesional dan amatir, pertunjukan musik serta seni budaya, hingga permainan tradisional yang melibatkan masyarakat setempat.

Keunikan festival ini terletak pada fenomena ombak Bono, yaitu gelombang besar yang terbentuk akibat pertemuan arus sungai dan arus laut saat pasang, atau dikenal sebagai tidal bore.

Ombak langka ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, karena hanya terjadi di beberapa tempat di dunia dan menjadikan Indonesia satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki fenomena alam tersebut.

International Mask Festival (14 - 15 November 2025), Jawa Tengah

International Mask Festival (IMF) merupakan ajang tahunan bergengsi di Kota Solo sejak 2014 yang menampilkan kekayaan seni topeng dari Indonesia dan mancanegara.

Festival ini menghadirkan berbagai kegiatan seperti pertunjukan tari topeng, pameran topeng, konferensi topeng Indonesia, hingga workshop melukis topeng yang melibatkan seniman lokal maupun internasional.

Melalui kegiatan tersebut, IMF menjadi wadah pelestarian budaya sekaligus sarana edukasi dan promosi pariwisata budaya Indonesia di tingkat global.

Tahun ini, IMF mengusung konsep yang menekankan kolaborasi antara seni pertunjukan, pameran, dan kegiatan edukatif yang bersinergi dengan Indonesia Mask Organization (IMO).

Dengan perpaduan antara tradisi dan kreativitas modern, festival ini tidak hanya menampilkan keindahan seni topeng, tetapi juga memperkuat posisi Solo sebagai pusat kebudayaan yang mendunia.

Ngayogjazz (15 November 2025), Daerah Istimewa Yogyakarta

Ngayogjazz merupakan festival musik jazz tahunan yang unik karena diselenggarakan di desa-desa sekitar Yogyakarta, dengan lokasi yang berganti setiap tahunnya.

Festival ini menghadirkan musisi lokal, nasional, hingga internasional, serta komunitas jazz dari berbagai daerah di Indonesia. Keistimewaannya terletak pada kolaborasi antara musik jazz dan kesenian lokal, baik tradisional maupun kontemporer, yang ditampilkan di beberapa panggung.

Selain itu, terdapat Pasar Jazz yang menjadi ruang bagi warga desa untuk memamerkan hasil ekonomi kreatif, mulai dari kuliner hingga kerajinan khas daerah.

Dengan misi mengembangkan kesenian dan kebudayaan melalui musik jazz, Ngayogjazz menjadi wadah kolaborasi lintas seni dan regenerasi musisi muda.

Festival ini juga berperan dalam memberdayakan masyarakat desa dengan membuka peluang ekonomi, seperti penjualan makanan dan oleh-oleh khas, serta pengelolaan parkir.

Lebih dari sekadar ajang musik, Ngayogjazz tumbuh sebagai gerakan sosial yang memperkuat komunitas, meningkatkan kesadaran lingkungan, dan memperkenalkan potensi seni-budaya desa kepada publik yang lebih luas.

Festival Teluk Tomini (20 - 22 November 2025), Sulawesi Tengah

Festival Teluk Tomini diselenggarakan sebagai ajang untuk merayakan sekaligus mempromosikan kekayaan alam dan budaya maritim Teluk Tomini yang membentang di wilayah Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Utara.

Teluk ini dikenal sebagai salah satu teluk terbesar di Indonesia dengan nilai historis sebagai jalur perdagangan penting dan sumber daya laut yang melimpah.

Melalui festival ini, potensi maritim dan budaya pesisir diangkat kembali sebagai bagian dari warisan bangsa yang perlu dijaga di tengah tantangan modern seperti degradasi lingkungan dan menurunnya kesadaran budaya lokal.

Dengan tema “A Gift from the Sea” atau “Hadiah dari Laut”, Festival Teluk Tomini 2025 menitikberatkan pada dua pilar utama, yakni Cultural Celebration (Perayaan Budaya) dan Environmental Responsibility (Tanggung Jawab Lingkungan).

Melalui pameran budaya, pertunjukan seni, dan kegiatan konservasi laut, festival ini bertujuan untuk melestarikan budaya lokal, memperkuat pariwisata berkelanjutan, meningkatkan kesadaran lingkungan, serta mendorong perekonomian masyarakat pesisir.

Diharapkan kegiatan ini menarik ribuan pengunjung lokal, nasional, hingga mancanegara, sekaligus menjadi simbol kebanggaan dan identitas daerah yang berpadu dengan semangat pelestarian alam.

Perang Topat (29 November - 11 Desember 2025), Nusa Tenggara Barat

Perang Topat merupakan tradisi khas masyarakat Lombok yang mencerminkan kerukunan antarumat beragama, khususnya antara suku Sasak yang beragama Islam dan suku Bali yang beragama Hindu.

Tradisi ini menjadi simbol harmonisasi dan toleransi, di mana kedua komunitas melaksanakan ritual bersama tanpa adanya perpecahan.

Setiap pelaksanaannya, Perang Topat menghadirkan suasana kebersamaan dan persaudaraan yang kuat, menggambarkan nilai luhur masyarakat Lombok dalam menjaga keharmonisan sosial dan spiritual.

Upacara ini digelar di Taman Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, dan menjadi salah satu daya tarik budaya yang unik di Indonesia.

Keistimewaan Perang Topat diakui secara nasional sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 19255/MPK.F/Kb/2020, menjadikannya warisan penting yang memperkuat identitas budaya sekaligus semangat toleransi antarumat beragama di Nusantara.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.