Kabar baik datang dari sektor pertanian nasional. Pertanian merupakan sektor krusial bagi perekonomian Indonesia. Namun, masih dibayangi masalah klasik seperti rendahnya produktivitas, keterbatasan teknologi, dan dampak perubahan iklim.
Menghadapi kondisi ini, kemitraan dengan Jepang, negara yang dikenal memiliki teknologi pertanian maju, mulai dari irigasi presisi hingga manajemen pascapanen menjadi langkah yang sangat relevan.
Melalui dukungan Japan International Cooperation Agency (JICA), kedua negara sepakat mendorong transformasi pertanian Indonesia menuju sistem yang lebih modern, efisien, dan berkelanjutan.
Kesepakatan tersebut bukan sekadar proyek teknis, tetapi langkah besar memperkuat fondasi ekonomi nasional melalui sektor pangan.
Beberapa bentuk konkret kemitraan ini terwujud dalam strategi perencanaan pangan nasional.
Kesepakatan Kerja Sama JICA dan Kementan RI
Di saat yang sama, kedua negara memiliki kekuatan unik yang dapat saling menguntungkan. Indonesia punya sumber daya alam yang besar. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk menjadikan Indonesia negara yang kuat.
Sementara itu, Jepang memiliki teknologi, tetapi kekurangan populasi atau tenaga kerja yang besar.
Di sisi lain, Jepang, sebagai investor, akan memiliki kepastian yang lebih besar karena tenaga kerja Indonesia lebih siap.
Proyek yang akan berjalan selama 18 bulan ini bertujuan merumuskan rencana untuk meningkatkan swasembada beras serta memperkuat sistem perencanaan dan evaluasi sektor pertanian.
Modernisasi Irigasi
Melalui skema Bantuan Pembangunan Resmi, lebih dari 50 proyek telah dilaksanakan, mencakup perluasan irigasi seluas kurang lebih 370.000 hektar. Saat ini, dua proyek besar sedang berlangsung.
Keduanya adalah proyek modernisasi irigasi rentang di Jawa Barat dan proyek irigasi komering di Sumatra Selatan, yang menggunakan pendekatan sistem irigasi cerdas untuk mengoptimalkan distribusi air berdasarkan kondisi lahan dan iklim secara real-time.
Peningkatan Keuntungan Petani Hortikultura
Kolaborasi JICA dengan Ditjen Hortikultura selama 8 tahun berhasil menunjukkan peningkatan keuntungan petani di wilayah sasaran. Proyek ini berfokus pada penguatan rantai pasok, pemasaran, dan penyediaan panduan teknis digital.
Transfer Teknologi dan Pelatihan SDM
Selain infrastruktur, Jepang juga aktif meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Melalui nota kesepahaman antara Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dengan Pemerintah Prefecture Fukui, Indonesia mendapatkan akses seperti program magang pertanian, pelatihan teknologi presisi, pertukaran penyuluh muda, bimbingan ahli pertanian Jepang.
Dampak dari sinergi ini sudah terlihat jelas, antara lain seperti peningkatan efisiensi dan produktivitas pertanian hingga 13,5%, membuktikan bahwa adopsi teknologi modern memberikan manfaat nyata.
Kerja sama Indonesia dan Jepang dalam sektor pertanian menunjukkan bahwa sinergi internasional dapat menjadi solusi strategis dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di era modern.
Kolaborasi “Sinergi Hijau” Indonesia–Jepang menunjukkan bahwa teknologi modern, transfer pengetahuan, dan pembangunan berbasis data mampu membuka jalan menuju ketahanan pangan yang lebih kuat.
Dengan langkah-langkah strategis yang terus dikembangkan, Indonesia optimistis bisa membangun pertanian modern yang menjadi fondasi ekonomi nasional sekaligus berdaya saing di pasar global.
Kolaborasi strategis ini juga bukan hanya tentang impor teknologi, tetapi juga membangun fondasi pertanian modern yang adaptif dan berkelanjutan, demi memastikan ketahanan pangan Indonesia yang kokoh di tengah dinamika global.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
