Kliment Voroshilov diketahui pernah melakukan kunjungan kenegaraan resmi ke Indonesia pada 1957 silam. Candi Borobudur menjadi salah satu destinasi yang dikunjungi oleh mantan presiden Uni Soviet tersebut pada waktu itu.
Dalam kunjungannya ini, Kliment Voroshilov turut didampingi oleh presiden pertama Indonesia, Soekarno. Kliment Voroshilov turut memberikan kesan dan pesan dalam kunjungannya ke monumen Buddha Mahayana terbesar di dunia tersebut.
Lantas bagaimana kunjungan Kliment Voroshilov yang juga didampingi oleh Soekarno di Candi Borobudur pada waktu itu? Simak ulasan lengkap terkait momen di masa lalu ini dalam artikel berikut.
Berangkat dari Yogyakarta
Dikutip dari artikel "Pres. Woroshilov Pesan Spj Kita Pelihara Peninggalan Leluhur Kita" dalam surat kabar Nasional edisi 13 Mei 1957, kunjungan Voroshilov ke Candi Borobudur terjadi pada 12 Mei 1957. Kunjungan ini merupakan rangkaian setelah mantan presiden Uni Soviet tersebut berkegiatan di Yogyakarta sehari sebelumnya.
Rombongan Voroshilov bertolak dari Yogyakarta pada pagi hari 12 Mei 1957. Sebelumnya rombongan dari Uni Soviet ini dilepas dengan upacara aubade yang dihadiri oleh 500 orang siswa sekolah yang ada di Yogyakarta.
Setelah menerima bingkisan dari Organisasi Wanita Yogyakarta, rombongan Voroshilov bersama Soekarno bertolak menuju Candi Borobudur.
Sejak pagi sudah banyak penduduk Yogyakarta yang berkumpul di sepanjang Jalan Malioboro. Para penduduk memberikan ucapan selamat jalan sambil melihat kepergian rombongan dari Uni Soviet tersebut.
Disambut Bendera Merah Putih dan Uni Soviet di Sepanjang Jalan
Sama seperti halnya yang ada di Jalan Malioboro, kerumunan masyarakat terus terlihat di sepanjang jalan menuju ke Malioboro. Bahkan sambutan meriah terlihat ketika rombongan sudah memasuki daerah Muntilan.
Di sana sudah terpampang bendera merah putih yang berjejer bersama bendera Uni Soviet. Selain itu, banyak juga masyarakat yang berdiri di sepanjang jalan sambil mengibarkan kedua bendera negara tersebut.
Perjalanan rombongan Voroshilov dan Soekarno menuju Candi Borobudur berjalan lancar tanpa ada perubahan protokol dalam prosesnya.
Kesan Kliment Voroshilov di Candi Borobudur
Sesampainya di Candi Borobudur, rombongan Voroshilov dan Soekarno langsung disambut oleh panitia yang bertugas saat itu. Panitia kemudian memberikan informasi seputar monumen Buddha Mahayana kepada rombongan yang hadir.
Setelah itu, Voroshilov beserta rombongan kemudian berkeliling di area Candi Borobudur. Mantan presiden Uni Soviet ini juga mendaki tangga-tangga untuk menaiki candi.
Panitia sebenarnya sudah menyiapkan tandu agar Voroshilov tidak kesulitan untuk menaiki Candi Borobudur. Namun tandu yang sudah disiapkan tidak terpakai karena Voroshilov masih sanggup untuk berjalan dan menaiki anak tangga yang ada di sana.
Masyarakat juga turut memenuhi area di sekitar Candi Borobudur pada waktu itu. Masyarakat yang hadir turut menyaksikan kedatangan tamu negara dalam kunjungannya ke sana pada waktu itu.
Voroshilov memberikan kesan yang positif dalam kunjungannya ke Candi Borobudur. Bahkan Voroshilov meminta Soekarno untuk menghadiahinya maket dari Candi Borobudur sebagai cendera mata.
Permintaan dari Voroshilov ini kemudian diteruskan oleh Soekarno ke Djawatan Kebudayaan yang ada di Yogyakarta. Permintaan maket Candi Borobudur ini kemudian dipenuhi dan diserahkan kepada Voroshilov.
Mantan presiden Uni Soviet ini juga turun memberikan pesan yang dia sampaikan kepada pihak Indonesia sebelum meninggalkan Candi Borobudur. Dirinya berpesan agar masyarakat bisa tetap memelihara peninggalan dari leluhur tersebut dengan baik.
Selepas dari Candi Borobudur, rombongan Voroshilov kemudian melanjutkan rangkaian kunjungan di Indonesia bertolak menuju Salatiga dan Surakarta.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News