Madukismo merupakan pabrik gula yang memiliki riwayat panjang di daerah Yogyakarta. Pabrik gula yang sudah berusia lebih dari setengah abad ini masih tetap beroperasi hingga saat sekarang.
Tahukah Kawan, pada awal kemunculannya, Madukismo disinyalir sebagai pabrik gula termodern yang ada di Indonesia pada waktu itu. Mengapa Madukismo bisa dinyatakan sebagai pabrik gula termodern di Indonesia pada waktu itu?
Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.
Riwayat Pabrik Gula Madukismo
Pembangunan Pabrik Gula Madukismo sebenarnya tidak terjadi begitu saja. Sebab tanah tempat dibangunnya Madukismo juga merupakan bekas dari Pabrik Gula Padokan yang hancur pada saat Agresi Militer II terjadi.
Produksi gula di daerah Jawa, khususnya Yogyakarta juga sudah berlangsung sejak lama. Gula menjadi salah satu hasil produksi yang menunjang daerah tersebut dulunya.
Dikutip dari artikel Yohanes Leonardus Krismawan Anugrah Putra, "Dinamika Pabrik Gula Madukismo 1955-1991" yang terbit di Bandar Maulana Jurnal Sejarah Kebudayaan, perkembangan industri gula di Yogyakarta sudah dimulai pada akhir abad ke-19. Gula menjadi salah satu produk yang mencapai nilai ekspor tinggi pada waktu itu.
Pada awal abad ke-20, terhitung sudah ada 19 pabrik gula swasta asing yang berdiri di wilayah Yogyakarta. Pabrik gula ini umumnya tersebar di daerah Bantul dan Sleman.
Pabrik Gula Padokan menjadi salah satu pabrik gula yang bermunculan di era tersebut. Eksistensi pabrik gula ini terus bertahan hingga masa kemerdekaan Indonesia.
Pada masa revolusi, banyak pabrik gula di Yogyakarta yang mengalami kehancuran. Pabrik Gula Padokan juga menjadi salah satu pabrik gula yang hancur ketika terjadi Agresi Militer Belanda II Belanda pada waktu itu.
Selepas peristiwa ini, muncul inisiasi dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk membangun pabrik gula baru di bekas lahan Pabrik Gula Padokan. Usulan ini juga menjadi awal dari proses pendirian Pabrik Gula Madukismo.
Pembangunan Pabrik Gula Madukismo diawali dengan kontrak pembelian dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dengan wakil kamar dagang Jerman Timur. Kesepakatan ini terjadi pada Februari 1955.
Perusahaan Pabrik Gula Madukismo kemudian secara resmi berdiri pada Juni 1955 dan mulai beroperasi tiga tahun kemudian, pada Maret 1958.
Jadi Pabrik Gula Termodern di Indonesia pada 1950-an
Pada awal kemunculannya, Madukismo disebut sebagai pabrik gula termodern di zamannya. Hal ini tidak hanya ditujukan untuk lingkup Jawa saja, tetapi Madukismo dianggap sebagai pabrik gula termodern yang ada di Indonesia pada waktu itu.
Dikutip dari artikel "Madukismo Termodern di Indonesia" yang terbit di surat kabar Nasional edisi 28 Mei 1958, hal ini didasarkan berdasarkan mesin produksi yang ada di Pabrik Gula Madukismo pada waktu itu. 50 persen mesin yang digunakan untuk pabrik gula tersebut bisa dijalankan secara otomatis.
Sementara itu, 50 persen sisanya menggunakan mesin yang masih dikerjakan dengan tenaga manusia. Penggunaan mesin otomatis ini dianggap bisa mengurangi penggunaan tenaga kerja yang berlebihan.
Selain itu, penggunaan mesin otomatis di pabrik gula ini juga berpengaruh pada hasil produksinya. Pabrik Gula Madukismo yang beroperasi penuh diketahui dapat menggiling 2 ribu kuintal tebu setiap harinya.
Hasil produksi ini menjadi yang terbesar dari pabrik gula yang ada di Yogyakarta pada waktu itu. Selain itu, hasil produksi yang dihasilkan Madukismo juga melampaui pabrik-pabrik gula di Yogyakarta sebelum terjadinya Agresi Militer Belanda II.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News