potensi bunga telang jadi pewarna alami unggulan di industri makanan - News | Good News From Indonesia 2025

Potensi Bunga Telang Jadi Pewarna Alami Unggulan di Industri Makanan

Potensi Bunga Telang Jadi Pewarna Alami Unggulan di Industri Makanan
images info

Potensi Bunga Telang Jadi Pewarna Alami Unggulan di Industri Makanan


Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat semakin peduli dengan makanan yang mereka konsumsi, bukan hanya soal rasa, tetapi juga keamanan dan manfaat kesehatannya. Salah satu isu yang banyak mendapat perhatian adalah penggunaan pewarna sintetis dalam makanan.

Pewarna berbahan kimia yang sering digunakan industri pangan dinilai dapat memicu berbagai risiko kesehatan, terutama jika melebihi batas aman. Kondisi ini menjadi pemicu meningkatnya minat terhadap pewarna alami, dan salah satu yang kini banyak disorot adalah bunga telang (Nafis, 2024).

baca juga

Bunga telang, atau Clitoria ternatea, merupakan tanaman merambat yang mudah ditemukan di pekarangan rumah masyarakat Indonesia. Warnanya yang biru cerah menjadikannya menarik secara visual. Tetapi lebih dari itu, bunganya mengandung pigmen bioaktif yang memiliki nilai tambah bagi kesehatan, yaitu antosianin. Kandungan ini membuat telang tidak sekadar memberi warna, namun juga memberikan potensi sebagai pangan fungsional (Rifqi, 2021).

Antosianin pada bunga telang adalah pigmen yang bertanggung jawab dalam memberikan warna biru khas. Keunggulan lain dari antosianin adalah sifatnya yang mampu memberikan warna yang berubah tergantung tingkat keasaman.

Pada pH yang rendah atau kondisi asam, warna biru telang bisa berubah menjadi ungu atau bahkan merah muda. Sementara pada kondisi yang lebih basa, warnanya dapat bergeser menjadi hijau kebiruan (Ningrum, 2022).

Fenomena ini tidak hanya menarik dari sisi estetika, tetapi juga membuka peluang inovasi produk pangan. Produsen dapat menciptakan minuman atau makanan yang memiliki efek perubahan warna sehingga lebih atraktif dan memiliki nilai jual lebih tinggi. Tidak heran jika tren minuman bunga telang di kafe dan UMKM semakin meningkat, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan estetika masyarakat yang aktif membagikan konten kuliner di media sosial.

Selain warna yang unik, bunga telang menawarkan manfaat kesehatan yang menjadi nilai tambah dalam industri pangan modern. Antosianin yang terdapat dalam telang dikenal bersifat antioksidan, bekerja melawan radikal bebas dalam tubuh. Konsumsi antosianin secara rutin dikaitkan dengan berbagai potensi manfaat, seperti mengurangi risiko penyakit degeneratif, menjaga kesehatan mata, serta mendukung kesehatan kulit (Septiani dan Purnamasari, 2025).

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak bunga telang memiliki sifat antiinflamasi, antidiabetes, serta dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif (Mendrofa et al., 2024). Dengan gaya hidup masyarakat yang semakin mengutamakan kesehatan, produk makanan dan minuman yang mengandung pigmen telang berpeluang besar diterima dengan baik oleh konsumen.

baca juga

Bunga telang merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan. Tanpa perawatan intensif pun, tanaman ini dapat tumbuh subur di iklim tropis seperti Indonesia. Hal ini menjadi keuntungan bagi pelaku usaha skala kecil karena bahan baku bisa diperoleh sendiri tanpa biaya besar.

Telang dapat diolah menjadi berbagai bentuk bahan baku industri, seperti

  • ekstrak cair,
  • bubuk bunga telang kering,
  • konsentrat pewarna alami, dan
  • teh bunga telang.

Produk-produk tersebut bernilai ekonomi tinggi dan dapat dipasarkan dalam maupun luar negeri. Tren minuman herbal dan healthy drink membuat peluang UMKM berbasis telang semakin besar, terutama jika dikombinasikan dengan pemasaran digital dan inovasi menu kekinian.

Bagi industri pangan yang lebih besar, pemanfaatan telang dapat menjadi strategi clean label, yaitu produk yang menonjolkan bahan alami dan mengurangi bahan tambahan sintetis. Produk dengan label alami sering kali memiliki daya tarik tinggi di pasar premium sehingga meningkatkan nilai jual.

Meskipun memiliki banyak keunggulan, bunga telang juga memiliki tantangan yang perlu diatasi sebelum benar-benar menguasai industri pangan nasional. Warna antosianin relatif sensitif terhadap paparan panas, cahaya, dan oksigen.

Pada proses pemanasan tinggi, seperti pengovenan atau penggorengan, warna dapat memudar atau berubah menjadi kusam. Hal ini membuat penggunaan telang lebih stabil pada produk minuman atau makanan yang tidak mengalami pemanasan ekstrem (Ningrum, 2022).

Dalam konteks keberlanjutan industri pangan, bunga telang menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan. Berbeda dengan pewarna sintetis, proses ekstraksi pigmen telang tidak meninggalkan residu kimia berbahaya. Selain itu, limbah ekstraksinya masih dapat dimanfaatkan sebagai kompos atau bahan tambahan pada produk kecantikan alami.

Dengan kata lain, memanfaatkan telang sebagai pewarna tidak hanya menguntungkan secara ekonomi dan kesehatan, tetapi juga membantu menciptakan industri pangan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Melihat tren global menuju makanan alami dan sehat, potensi bunga telang sebagai pewarna alami unggulan di industri makanan sangat besar. Indonesia sebagai negara yang kaya sumber daya hayati memiliki kesempatan untuk menjadikan telang sebagai komoditas strategis dalam sektor pangan. Dukungan dari pemerintah, peneliti, serta pelaku UMKM dan industri akan menjadi kunci keberhasilan untuk mengembangkan pasar pewarna alami berbasis telang.

Di tengah persaingan ketat industri kuliner, penggunaan bunga telang bukan hanya menjadikan produk lebih menarik dan bernilai kesehatan, tetapi juga menjadi langkah menuju sistem pangan yang lebih aman, inovatif, dan berkelanjutan. Dengan potensi yang demikian luas, bunga telang sangat layak dinobatkan sebagai salah satu pewarna alami unggulan masa depan industri makanan Indonesia.

baca juga

Referensi:

  • Nafis, R. (2024). Pembuatan Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) sebagai Pewarna Alami (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry).
  • Rifqi, M. (2021). Ekstraksi antosianin pada bunga telang (Clitoria ternatea L.): Sebuah ulasan. Pasundan Food Technology Journal (PFTJ)8(2), 45-50.
  • Ningrum, H. M. (2022). Pengaruh ketinggian tempat terhadap ukuran dan warna bunga, kadar total flavonoid dan aktivitas antioksidan ekstrak bunga telang (clitoria ternatea l.) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
  • Septiani, F. A., & Purnamasari, R. (2025). Tumbuhan Telang: Kekayaan Alam Untuk Kesehatan. CV. Gita Lentera.
  • Mendrofa, D. S., Zega, A. I., & Karota, E. (2024). Efektivitas Ekstrak Bunga Telang (Clitoria Ternatea L.) untuk Menurunkan Kadar Gula Darah: Literature Review. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)9(1), 50-63.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.