wahana visi indonesia turun tangan respons bencana banjir di sumatera utara - News | Good News From Indonesia 2025

Wahana Visi Indonesia Turun Tangan Respons Bencana Banjir di Sumatera Utara

Wahana Visi Indonesia Turun Tangan Respons Bencana Banjir di Sumatera Utara
images info

Wahana Visi Indonesia Turun Tangan Respons Bencana Banjir di Sumatera Utara


Wahana Visi Indonesia (WVI), sebagai sebuah organisasi kemanusiaan yang berfokus pada anak-anak, telah mengerahkan tim tanggap bencananya untuk merespons keadaan darurat akibat banjir bandang dan tanah longsor di Sumatra Utara. 

Respon ini direncanakan berlangsung selama tiga bulan, dengan frasi kritis pada bulan pertama. Intervensi awal akan terkonsentrasi di wilayah-wilayah yang tercatat mengalami dampak paling parah, yaitu Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Tapanuli Selatan. 

Pendekatan WVI dilaksanakan tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras, dan gender, berlandaskan pada prinsip kemanusiaan universal dan kebutuhan mendesak yang dihadapi korban, khususnya anak-anak.

Bencana hidrometeorologi ini telah menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang sangat signifikan. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) per 2 Desember pukul 08.00 WIB, bencana di Sumatra Utara telah mengakibatkan 290 orang meninggal dunia, 154 orang dinyatakan hilang, serta memaksa lebih dari 538.000 orang untuk mengungsi meninggalkan rumah mereka. 

Provinsi Sumatra Utara tercatat sebagai wilayah yang paling terdampak. Selain banjir, rangkaian tanah longsor telah memutus akses jalan provinsi dan nasional, merusak jembatan, dan menumbangkan pohon-pohon. Kerusakan infrastruktur transportasi ini menyebabkan distribusi bantuan melalui jalur darat menjadi sangat sulit dan menjadi kendala utama dalam operasi kemanusiaan. 

Fasilitas-fasilitas publik penting, seperti penyediaan air bersih, sekolah, tempat ibadah, jaringan listrik, komunikasi, dan layanan kesehatan juga mengalami kerusakan parah, memperburuk kondisi darurat yang dihadapi masyarakat.

Hadapi Tantangan Logistik 

Mencapai lokasi bencana yang paling terdampak merupakan tantangan operasional pertama yang dihadapi tim WVI. Angelina Theodora, Direktur Nasional Wahana Visi Indonesia, menyatakan bahwa tim organisasi mereka tiba di Medan pada 29 November, namun mengalami kesulitan untuk memasuki tiga kota dan kabupaten target. 

Daerah-daerah tersebut saat itu masih terisolasi akibat putusnya akses transportasi darat. Pada awal Desember, tim akhirnya berhasil tiba di lokasi sambil membangun jejaring dan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan di tingkat lokal dan nasional. 

Pemerintah daerah telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Gempa Bumi untuk wilayah Provinsi Sumatra Utara melalui Keputusan Gubernur No. 188.44/836/KPTS/2025. 

Keputusan ini dikeluarkan setelah penilaian terhadap tingginya tingkat kerusakan infrastruktur dan kerugian ekonomi. Penetapan status darurat ini secara hukum memperkuat kerangka operasi penanggulangan bencana dan mempermudah koordinasi antar lembaga. 

WVI menyatakan komitmennya untuk menyesuaikan program bantuannya berdasarkan hasil diskusi dengan pemerintah setempat dan organisasi kemanusiaan mitra lainnya, guna menghindari tumpang tindih dan memastikan bantuan tepat sasaran.

baca juga

Fokus Intervensi dan Program Bantuan

Bantuan kemanusiaan dari Wahana Visi Indonesia akan difokuskan kepada sekitar 3.000 orang penerima manfaat, dengan prioritas pada anak-anak dan keluarga mereka. Intervensi dirancang untuk memenuhi kebutuhan dasar dan perlindungan khusus di masa darurat. 

Pada fase pertama selama satu bulan, distribusi bantuan akan mencakup penyediaan air bersih dan paket kebersihan (hygiene kit) untuk mencegah penyebaran penyakit berbasis air dan lingkungan. Selain kebutuhan fisik, WVI juga akan mengaktifkan Ruang Ramah Anak (RRA). 

RRA adalah ruang aman yang dirancang khusus di lokasi pengungsian dimana anak-anak dapat melakukan aktivitas bermain dan belajar yang terstruktur di bawah bimbingan fasilitator terlatih. Ruang ini bertujuan untuk memberikan rasa normalitas dan dukungan psikososial awal untuk membantu anak-anak mengatasi trauma akibat bencana.

Secara paralel, WVI akan membuka dapur PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak). Program ini sangat kritis untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi bayi, anak balita, dan ibu hamil atau menyusui di tengah kondisi krisis pangan yang rentan terjadi pasca-bencana. 

Dukungan pendidikan dalam masa darurat juga akan diselenggarakan untuk memastikan hak belajar anak tidak terputus, sementara dukungan psikososial lebih luas akan diberikan kepada anak-anak dan pengasuhnya. 

Etta Siregar, Response Manager WVI yang ditugaskan di Sumatra Utara, menjelaskan alasan mendasar dari fokus pada anak ini. Anak-anak secara fisik dan kognitif seringkali belum mampu menyelamatkan diri secara mandiri saat bencana terjadi. 

Dampak psikologis dari kejadian traumatis tersebut berpotensi terbawa hingga mereka dewasa. Lebih lanjut, pada masa pengungsian, hak-hak dasar anak seperti akses terhadap gizi yang cukup dan layanan pendidikan seringkali terabaikan akibat kekacauan situasi. 

Komitmen WVI adalah untuk menjangkau area-area yang sulit diakses sekalipun agar anak-anak dan kelompok rentan lainnya tetap memperoleh bantuan yang layak pada masa-masa kritis pasca-bencana.

Galang Dukungan Masyarakat

Untuk mendukung operasi kemanusiaan yang komprehensif ini, Wahana Visi Indonesia membuka kesempatan bagi publik untuk turut berkontribusi. Masyarakat diajak untuk berdonasi melalui rekening resmi BCA 478-3019 445 atas nama Yayasan Wahana Visi Indonesia. 

Donasi tersebut akan dialokasikan secara langsung untuk mendanai program-program tanggap darurat di Sumatra Utara, termasuk distribusi logistik, penyiapan Ruang Ramah Anak, operasional dapur PMBA, dan penyelenggaraan dukungan psikososial.

Wahana Visi Indonesia sendiri merupakan organisasi kemanusiaan yang telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 25 tahun. WVI mendefinisikan dirinya sebagai organisasi yang hadir untuk melayani dan berkolaborasi dalam pemberdayaan anak, keluarga, dan masyarakat yang paling rentan. 

Pendekatan kerjanya mencakup tiga pilar utama: pengembangan masyarakat jangka panjang, advokasi kebijakan, dan tanggap bencana. Tujuan akhir dari seluruh programnya adalah membawa perubahan yang berkesinambungan dan meningkatkan kesejahteraan anak tanpa membedakan agama, ras, etnis, dan gender. 

Selama lebih dari dua dekade, program pengembangan masyarakat berbasis anak yang dijalankan WVI telah menjangkau jutaan anak di berbagai wilayah di Indonesia. 

Pengalaman lapangan yang luas dan jaringan yang mapan inilah yang menjadi dasar bagi respons mereka terhadap bencana banjir Sumatra Utara, dengan harapan dapat meringankan penderitaan dan memulihkan hak-hak dasar anak yang terdampak.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.