prasanti widyasih sarli perempuan indonesia di asian scientist 100 yang mengungkap kerentanan bangunan lewat ai - News | Good News From Indonesia 2025

Prasanti Widyasih Sarli: Perempuan Indonesia di Asian Scientist 100 yang Mengungkap Kerentanan Bangunan Lewat AI

Prasanti Widyasih Sarli: Perempuan Indonesia di Asian Scientist 100 yang Mengungkap Kerentanan Bangunan Lewat AI
images info

Prasanti Widyasih Sarli: Perempuan Indonesia di Asian Scientist 100 yang Mengungkap Kerentanan Bangunan Lewat AI


Prasanti Widyasih Sarli seorang dosen yang akrab disapa Asih, masuk ke dalam daftar Asian Scientist 100 tahun 2025. Ia berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan berbasis kecerdasan buatan dalam menilai kerentanan gempa bumi pada bangunan perkotaan. Penelitiannya berpotensi membantu pemerintah dalam merancang bangunan tahan bencana.

Sebagai informasi, Asian Scientist Magazine adalah majalah sains-teknologi yang berbasis di Singapura. Majalah ini berfokus menyajikan informasi tentang riset, inovasi, dan perkembangan sains dari Asia dan Australasia.

Sejak 2016, majalah ini rutin menerbitkan daftar “Asian Scientist 100”. Daftar ini berisi 100 ilmuwan, peneliti, inovator, dan pemimpin di bidang sains & teknologi di Asia. Mereka adalah yang terbaik dan paling menonjol dalam berbagai disiplin ilmu, di antaranya sains dasar, teknik, kesehatan, lingkungan, dan lainnya.

baca juga

Asih bisa masuk ke dalam daftar tersebut setelah ia mendapatkan penghargaan dari ajang L’Oréal–UNESCO For Women in Science (FWIS) 2024.

“Sarli menerima Penghargaan L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2024 atas penelitiannya yang berbasis kecerdasan buatan dalam menilai kerentanan gempa bumi pada bangunan perkotaan. Karyanya membantu pemerintah dalam merancang bangunan tahan bencana, mengurangi risiko dan korban jiwa yang terkait dengan peristiwa seismik,” tulis Asian Scientist 100.

baca juga

Mengenal Prasanti Widyasih Sarli 

Prasanti Widyasih Sarli adalah seorang dosen di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, khususnya bidang rekayasa struktur. Bidang ini mempelajari bagaimana bangunan menahan beban dan ancaman, termasuk gempa. 

Sejak beberapa tahun terakhir, riset yang ia kembangkan menawarkan pendekatan baru dengan memanfaatkan kecerdasan artifisial (AI). Riset ini memungkinkan seseorang bisa menilai kerentanan bangunan hanya dari foto.

Asih menamai risetnya “Resilience for All: Indonesian Large Scale Housing Assessment.” Teknologi ini ditujukan agar dapat memetakan risiko suatu area secara cepat dan murah bahkan hanya dengan foto dari Google Street View.

baca juga

Jejak Pendidikan Prasanti Widyasih Sarli 

Untuk mencapai riset yang demikian unik, Asih telah mengenyam berbagai pendidikan di bidang teknik. Ia pernah menempuh Sarjana Teknik Sipil (2010) dan Magister (2012) di ITB. 

Setelah itu, ia terbang ke Jepang dan meraih gelar PhD di University of Tokyo pada 2015 dalam Materials Science and Engineering. Keseluruhan latar belakangnya memperkuat keahliannya dengan memadukan pengetahuan terkait rekayasa struktur dan material bangunan. Ia kembali ke ITB pada 2017 untuk menjadi pengajar dan peneliti. 

baca juga

Mengungkap Kerentanan Bangunan di Jawa Barat

Selama bertahun-tahun, angin kencang menjadi salah satu penyebab kerusakan bangunan yang paling sering muncul dalam laporan kebencanaan di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Data BNPB menunjukkan bahwa provinsi ini hampir selalu mencatat kerusakan rumah setiap kali terjadi angin kencang. Bahkan dalam beberapa tahun, angin menjadi penyebab kerusakan terbesar kedua atau ketiga setelah banjir.

Berdasarkan data dari BPBD, Kabupaten Bogor tercatat sebagai wilayah dengan frekuensi insiden angin paling tinggi sepanjang 2015-2019, diikuti Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Tasikmalaya, dan Ciamis.

Ada temuan menarik dalam riset ini. Daerah dengan kerusakan bangunan terbesar justru tidak sepenuhnya berada di daerah yang sering mengalami insiden ini. Kabupaten Bogor memang masih berada di urutan pertama, tetapi Karawang, Sukabumi, Kota Banjar, dan Ciamis menyusul dengan jumlah korban bangunan yang signifikan. Lima wilayah ini saja menyumbang 57% dari seluruh kerusakan bangunan di Jawa Barat.

baca juga

Misalnya Kota Bogor, daerah ini tercatat sekitar 14% insiden angin, tetapi hanya menyumbang 3% kerusakan bangunan. Kota Tasikmalaya mengalami fenomena serupa. Sebaliknya, Karawang yang hanya mengalami 3% insiden menghasilkan kerusakan hingga 16%. Kota Banjar lebih ekstrem lagi, insiden hanya 1%, tetapi kerusakan mencapai 8%.

Ada dua hipotesis dari fenomena ini. Pertama, kecepatan angin di tiap wilayah mungkin berbeda meskipun frekuensi kejadiannya mirip. Kedua, kualitas bangunan di tiap daerah kemungkinan tidak sama sehingga tingkat ketahanannya bervariasi.

Hasil riset yang berjudul “Relationship Between Wind Incidents and Wind-induced Damage to Construction in West Java, Indonesia” mengungkap bahwa hanya sekitar 2% kejadian di Jawa Barat yang mencapai batas angin kencang. Seharusnya, sebagian besar insiden berada pada level yang tidak merusak bangunan.

baca juga

Akan tetapi, banyak bangunan di Jawa Barat sangat rentan terhadap angin. Oleh karena itu, banyak kerusakan bangunan yang dilaporkan, bahkan pada kecepatan yang seharusnya tidak memicu kerusakan apapun.

Penelitian ini menunjukkan bahwa ancaman angin di Indonesia bukan hanya persoalan cuaca ekstrem. Di Jawa Barat, kerusakan bangunan pada kecepatan angin rendah memperlihatkan bahwa ada masalah besar dalam konstruksi, standar bangunan, dan pemahaman risiko.

Temuan ini bisa menjadi dasar bagi pembaruan kebijakan, mulai dari pembaruan kode bangunan, peningkatan kualitas konstruksi rumah, hingga penyusunan peta risiko angin yang lebih detil per wilayah. Untuk bisa mengurangi kerusakan dan korban di masa mendatang, Indonesia perlu melihat bencana angin bukan sekadar fenomena alam, tetapi juga tentang kerentanan bangunan.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.