teknologi dan anak usia dini peluang digital di tengah tantangan indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Teknologi dan Anak Usia Dini, Peluang Digital di Tengah Tantangan Indonesia

Teknologi dan Anak Usia Dini, Peluang Digital di Tengah Tantangan Indonesia
images info

Teknologi dan Anak Usia Dini, Peluang Digital di Tengah Tantangan Indonesia


Perkembangan teknologi di Indonesia beberapa tahun terakhir membawa perubahan yang signifikan dalam cara anak usia dini mengenal dunia. Perangkat digital seperti telepon genggam, tablet, dan speaker kecil kini mulai hadir dalam kegiatan belajar.

Media visual dan audio menjadi sarana untuk mengenalkan warna, bentuk, angka, hingga kosakata dasar.

Fenomena ini menunjukkan bahwa budaya digital sudah masuk ke proses tumbuh kembang anak, bahkan sebelum mereka memahami konsep belajar secara formal.

Penggunaan teknologi membuat pembelajaran lebih menarik dan mudah diikuti. Anak-anak terbiasa dengan gambar bergerak, musik, dan animasi sehingga lebih cepat merespons materi yang disampaikan.

Namun, di balik peluang tersebut, masih ada tantangan nyata. Tidak semua lingkungan belajar memiliki fasilitas memadai.

Ada tempat yang mengandalkan perangkat sederhana, jaringan yang tidak stabil, dan keterbatasan pendidik dalam mengoperasikan teknologi. Kesempatan ada, tetapi tantangannya juga nyata.

baca juga

Teknologi sebagai Pemantik Belajar

Dalam observasi yang saya lakukan, teknologi sederhana dapat mengubah suasana belajar secara drastis. Pendidik hanya memanfaatkan telepon genggam pribadi dan speaker kecil. Ketika video edukatif diputar, anak-anak segera menunjukkan antusiasme tinggi.

Mereka mengulang warna yang muncul, mengikuti lagu, dan menirukan gerakan yang ditampilkan. Suasana belajar menjadi lebih hidup dan lebih fokus.

Anak yang biasanya pendiam ikut merespons. Anak yang mudah teralihkan perhatian menjadi lebih terkendali saat animasi berjalan. Kombinasi visual, musik, dan ritme jelas menjadi daya tarik kuat bagi anak usia dini.

Meski demikian, masalah tetap muncul. Layar kecil membuat beberapa anak sulit melihat. Koneksi internet yang putus membuat video terhenti. Pendidik juga terlihat berhati-hati saat mengoperasikan perangkat agar tidak terjadi kesalahan.

Pengalaman ini memperlihatkan bahwa teknologi memang membantu, tetapi penggunaannya harus dikelola dengan baik. Antusiasme anak bukan jaminan bahwa teknologi bekerja efektif tanpa pendampingan.

Solusi Multiliterasi, Teknologi Harus Menyatu dengan Aktivitas Nyata

Pemikiran multiliterasi seperti yang dibahas oleh Sudirman dan Mahfuzi pada 2023 memberi cara pandang penting dalam memahami bagaimana teknologi sebaiknya digunakan.

Pendekatan ini menekankan bahwa anak tidak belajar dari satu sumber saja. Mereka memahami informasi melalui suara, gambar, gerak, interaksi sosial, dan pengalaman langsung.

Dalam kerangka multiliterasi, teknologi tidak boleh menjadi pusat pembelajaran. Teknologi harus berfungsi sebagai alat bantu. Video atau animasi berperan sebagai pemicu, bukan satu-satunya materi belajar.

baca juga

Setelah melihat warna di layar, anak perlu mencari warna yang sama di sekitarnya. Setelah menonton bentuk, anak perlu membuat bentuk itu dengan balok, kertas, atau plastisin.

Setelah mendengar lagu berhitung, mereka perlu menghitung benda yang ada di ruangan. Proses inilah yang membuat teknologi menyatu dengan kehidupan nyata.

Pendampingan pendidik juga menjadi elemen penting. Anak tidak dapat dibiarkan menonton tanpa arahan. Pendidik perlu memberi konteks, mengajukan pertanyaan, dan memastikan anak terlibat. Tanpa pendampingan, teknologi berisiko membuat anak menjadi penonton pasif.

Pendekatan multiliterasi juga menegaskan bahwa efektivitas teknologi tidak diukur dari mahalnya perangkat. Kreativitas pendidik jauh lebih menentukan. Perangkat sederhana dapat menjadi alat edukatif yang kuat jika digunakan dengan cara yang tepat.

Menjaga Teknologi Tetap Berpihak pada Anak

Gabungan antara fenomena nasional, pengalaman observasi, dan gagasan multiliterasi memperlihatkan bahwa teknologi memang membuka peluang besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anak usia dini.

Namun, teknologi hanya menjadi bermanfaat jika digunakan dengan bijak. Tanpa keseimbangan, teknologi bisa membuat anak pasif dan mengurangi interaksi manusia yang sangat penting pada usia awal.

Masa depan pembelajaran anak Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan pendidik untuk menavigasi dunia digital.

baca juga

Dengan penggunaan yang tepat, teknologi dapat membantu membentuk anak menjadi individu yang komunikatif, kritis, dan adaptif menghadapi perubahan zaman, tanpa kehilangan pengalaman nyata yang mereka butuhkan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.