balai yasa surabaya gubeng tempat kereta panoramic pertama indonesia dilahirkan - News | Good News From Indonesia 2025

Balai Yasa Surabaya Gubeng, Tempat Kereta Panoramic Pertama Indonesia "Dilahirkan”

Balai Yasa Surabaya Gubeng, Tempat Kereta Panoramic Pertama Indonesia "Dilahirkan”
images info

Balai Yasa Surabaya Gubeng, Tempat Kereta Panoramic Pertama Indonesia "Dilahirkan”


Balai Yasa Surabaya Gubeng (BY SGU) adalah bengkel khusus kereta api yang difungsikan untuk melakukan perawatan menyeluruh pada si ular besi di wilayah timur Pulau Jawa. Bengkel utama ini berada di bawah tanggung jawab Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya.

Luasnya mencapai 10 hektare dan berlokasi di Jalan Tapak Siring No.2, Pacar Keling, Tambaksari, Surabaya. Bengkel ini bertugas menyiapkan kereta yang andal dan siap dioperasikan untuk Daop 7 (Madiun), Daop 8 (Surabaya), dan Daop 9 (Jember).

Perlu dicatat, balai yasa berbeda dengan depo. Sederhananya, balai yasa melayani perawatan dan perbaikan besar atau tahunan, sedangkan depo hanya melayani perawatan rutin harian.

Berdiri sejak era penjajahan, Balai Yasa Surabaya Gubeng sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang dijaga dan dirawat oleh Pemerintah Kota Surabaya.

Balai Yasa Surabaya Gubeng yang Sudah Aktif sejak Era Belanda

Balai yasa ini didirikan oleh Staatsspoorwegen alias S.S, sebuah perusahaan perkeretaapian di masa Hindia Belanda dulu. Awalnya Balai Yasa Surabaya Gubeng adalah bengkel pembantu yang menyokong kawasan Surabaya. Sebagai informasi, bengkel utama kereta api milik S.S saat itu ada di tiga tempat, yakni Jakarta, Bandung, dan Madiun.

Lebih lanjut, menyadur dari sebuah artikel ilmiah milik Naufal Bimokusumo dan Agus Trilaksana yang terbit di Avatara: Jurnal Pendidikan Sejarah, Balai Yasa Surabaya Gubeng diperkirakan dibangun pada 1870-an dan difungsikan pada 1912.

Setelahnya, bengkel ini terus digunakan untuk merawat kereta api. Kini, bengkel bersejarah itu menjelma menjadi salah satu titik penting untuk merawat kereta api agar laik dan dapat beroperasi dengan apik.

Balai Yasa Surabaya Gubeng melakukan perawatan P24 atau perawatan kereta yang dilakukan dua tahun sekali berdasarkan jarak tempuh—sekitar 24.000 km. Selain itu, ada juga perawatan P48 atau perawatan tiap empat tahun sekali pada jarak tempuh 48.000 km.

Perawatan jenis ini memiliki fokus yang lebih komprehensif dibanding P24. P48 melibatkan pembongkaran komponen utama, penggantian komponen, sampai restorasi.

Saat lebaran tiba, bengkel ini biasanya membantu menyediakan kereta tambahan. Dalam momen tertentu, teknisi-teknisi Balai Yasa Surabaya Gubeng juga ditugaskan di beberapa posko di Jawa Timur untuk membantu keandalan sarana prasana di stasiun awal keberangkatan kereta api.

Selain merawat kereta, bengkel yang dekat dengan Stasiun Surabaya Gubeng (SGU) ini juga banyak melakukan modifikasi dan retrofit—penambahan teknologi atau fitur baru pada angkutan lama. Salah satu hasil retrofit yang paling moncer adalah kereta panorama atau kereta panoramic.

“Melahirkan” Kereta Panoramic Pertama Indonesia

Kereta panoramic pertama di Indonesia lahir di Balai Yasa Surabaya Gubeng, loh! Menariknya, kereta yang resmi beroperasi perdana pada akhir Desember 2022 tersebut juga menjadi kereta panoramic pertama si Asia Tenggara.

Melalui situs resmi KAI Wisata, kereta dengan jendela super besar ini dikelola oleh KAI Wisata dan merupakan hasil modifikasi kereta kelas eksekutif lama. Selain kaca jendela yang besar, kereta panoramic juga dilengkapi dengan sunroof, membuatnya semakin unik dan istimewa.

Kereta panoramic dibuat dengan tujuan agar wisatawan dapat menikmati pemandangan sekitar dengan lebih “lega”. Dinding-dinding keretanya diganti dengan panel kaca, sehingga pandangan mata menjadi lebih luas.

Interiornya pun berbeda dengan kereta pada kelas ekonomi, ekonomi premium, maupun eksekutif. Bangkunya dibuat agar tampak lebih elegan dan mewah dengan warna merah bata. Kursinya juga bisa diputar menghadap ke arah jendela.

Konsep kereta ini sama dengan kereta panorama yang sudah dikembangkan lebih dulu di beberapa negara di Eropa, salah satunya Swiss. Selain itu, ada juga India yang menggunakan konsep kereta vistadome—berjendela lebar—yang bertujuan untuk mengangkut para wisatawan menyusuri berbagai lokasi indah di India.

Kereta panoramic Indonesia dioperasikan di beberapa layanan kereta api, seperti Argo Wilis, Turangga, Parahyangan, Pangandaran, Papandayan, Mutiara Timur, dan Taksaka. Pasa satu rangkaian kereta umumnya hanya ada satu gerbong kereta khusus panoramic.

Satu gerbong itu hanya dapat memuat 38 orang saja, menjadikannya cukup eksklusif. Selain itu, penumpang akan dimanjakan dengan sajian makanan dan minuman yang disajikan oleh Prama dan Prami kereta.

Ada juga fasilitas free Wi-Fi yang dapat diakses penumpang. Tak ketinggalan, layanan Entertainment on Board (EoB) juga siap menemani penumpang untuk menikmati perjalanan sembari menonton film.

Data PT KAI (Persero), buah karya Balai Yasa Surabaya Gubeng ini mampu meraup banyak penumpang di periode Januari-Oktober 2025 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelummya. Terdapat peningkatan sebesar 44 persen dengan total pelanggan sebanyak 119.549.

Ada yang tertarik mencoba kereta api panoramic untuk berkeliling sekitar Pulau Jawa?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.