Gema Desa Visual lahir dari keyakinan sederhana tapi kuat: bahwa cerita-cerita kecil dari desa yang hidup dibalik hamparan sawah, menyelinap di sepanjang jalan kampung, dan tumbuh bersama keseharian masyarakat tidak boleh dibiarkan tenggelam begitu saja. Setiap sudut desa menyimpan kisah yang layak disuarakan: tentang keteguhan budaya, perjalanan generasi muda, kekuatan komunitas, dan harapan yang tumbuh dari tanah sendiri.
Dari kesadaran itulah Gema Desa Visual menetapkan diri bukan hanya sebagai ruang produksi visual, tetapi sebagai jembatan yang menghubungkan potensi desa dengan panggung yang lebih luas, lebih inklusif, dan lebih membangun.
Setiap narasi yang mereka hasilkan bukan semata karya visual ia adalah potret keaslian desa yang dituturkan apa adanya. Mereka mempercayai bahwa desa bukan hanya latar belakang; desa adalah pusat cerita dengan dinamika manusia yang kaya dan terus bergerak.
Mereka berupaya untuk mencakup lebih dari sekadar dokumentasi dengan menghidupkan ruang edukasi, memberdayakan masyarakat, dan memperkuat ekosistem kreatif yang tumbuh dari akar lokal.
Mereka baru saja menyelesaikan dua sesi gema desa talk yang isinya adalah video podcast dengan menghadirkan pemuda inspiratif dan berprestasi dari desa agar dapat menyebarkan informasi dan edukasi bagi pemuda lainnya.
Mereka percaya dengan penyampaian yang tepat, komunikasi seni visual dapat menjadi cara komunikasi yang ampuh dalam memberikan tontonan yang bermanfaat bagi masyarakat ditengah era komunikasi digital yang semakin pesat diharapkan masyarakat dapat memilih dan memilah mana yang bisa di akses dan mana yang tidak.
Melalui berbagai program, Gema Desa Visual membuka pintu bagi generasi muda dan komunitas desa untuk berkarya dan menemukan suara mereka.
Gema Desa Talk: menjadi ruang diskusi santai namun bermakna, tempat tokoh lokal, pemuda, dan komunitas desa menyampaikan gagasan, keresahan, serta inspirasi tanpa sekat.
Gema Desa Film: menghadirkan karya sinema pendek, dokumenter sosial, dan konten visual lainnya yang memotret denyut kehidupan desa dengan jujur dan dekat, sehingga desa berbicara dengan suaranya sendiri.
Gema Desa Digital: mencoba membuka peran dalam edukasi literasi digital, penguatan strategi media sosial, hingga pemanfaatan teknologi untuk menjadikan desa lebih adaptif dalam menghadapi perkembangan zaman.
Gema Desa Kreatif: menjadi ruang kolaborasi seni, workshop kreatif, dan proyek visual yang melibatkan talenta lokal agar kreativitas desa terus tumbuh dan mendapatkan tempat yang layak.
Visi dan Misi Gema Desa Visual | sumber: Dok. Pribadi Belgi Alhuda | Canva
Komitmen untuk memperkuat ekosistem kreatif desa semakin kokoh melalui kolaborasi bersama Karang Taruna Desa Ciburayut, yang selama ini menjadi motor penggerak pemuda di tingkat kampung. Melalui kerja bersama ini, berbagai kegiatan kreatif dari produksi konten, workshop media, hingga pemberdayaan komunitas menjadi lebih terarah, berkelanjutan, dan berdampak langsung bagi pemuda desa. Karang Taruna tidak hanya menjadi mitra, tetapi turut menjadi bagian dari cerita itu sendiri.
Selain itu, Gema Desa Visual juga berkolaborasi dengan Belgi Art, sebuah brand lokal yang mengusung semangat keberlanjutan lingkungan. Kerja sama ini membuka jalan bagi kampanye peduli alam, aksi-aksi kreatif untuk menjaga keseimbangan lingkungan, serta produksi konten yang mendorong kesadaran masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan. Melalui Belgi Art, desa bukan hanya bercerita, tetapi juga bergerak mengirim pesan bahwa kreativitas dan kepedulian lingkungan dapat berjalan berdampingan.
Semua program dan kolaborasi ini berjalan dengan satu semangat: memperkuat cerita desa, membuka peluang baru, dan menghadirkan karya yang menggema lebih jauh. Di sinilah anak-anak muda belajar bersuara melalui kreativitas; di sinilah mimpi yang lahir dari sudut kecil kampung disebuah Desa yang dapat tumbuh dan menjadi pengaruh yang dapat dirasakan banyak orang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
