situ cangkuang danau bersejarah yang menghidupi warga - News | Good News From Indonesia 2025

Situ Cangkuang: Danau Bersejarah yang Menghidupi Warga dari Generasi ke Generasi

Situ Cangkuang: Danau Bersejarah yang Menghidupi Warga dari Generasi ke Generasi
images info

Situ Cangkuang: Danau Bersejarah yang Menghidupi Warga dari Generasi ke Generasi


Pagi itu, saya duduk di atas sebuah rakit kayu sederhana, menikmati udara segar yang menyelimuti Situ Cangkuang. Kabut tipis masih menggantung di permukaan air ketika dari kejauhan tampak beberapa warga tengah mencari udang kecil (larong) dan tutut.

Hanya kepala mereka yang terlihat, sementara tangan-tangan mereka bekerja di bawah permukaan, menyisir dasar danau untuk mendapatkan hasil tangkapan terbaik.

Di beberapa sudut, jaring-jaring yang mereka pasang sejak sore hari pun tampak melayang tenang, menunggu untuk diangkat siang atau sore nanti.

Larong, ikan kecil, dan tutut bukan sekadar hasil tangkapan biasa. Ketiganya menjadi sumber penghidupan penting bagi masyarakat sekitar. Warga Cangkuang menjajakan hasil tangkapan itu dari kampung ke kampung—mulai wilayah Kadungora hingga Leles.

baca juga

Dari pemasukan sederhana itu, banyak keluarga yang bertahan hidup, bahkan mampu menyekolahkan anak-anak mereka hingga perguruan tinggi. Bagi mereka, danau ini bukan hanya tempat mencari ikan, tetapi tempat menanam harapan. 

Rakit Situ Cangkuang Leles-Garut/Foto : Dok. Pribadi (Agus Kusdinar)
info gambar

Rakit Situ Cangkuang Leles-Garut/Foto : Dok. Pribadi (Agus Kusdinar)


Di waktu yang sama, rakit-rakit wisata tampak hilir mudik menuju Candi Cangkuang, membawa wisatawan dari berbagai daerah.

Ada yang datang sekadar berlibur, ada pula yang ingin menyelami sejarah Cagar Budaya Candi Cangkuang, atau berziarah ke makam Mbah Dalem Arif Muhammad yang berada tepat di samping candi. Aktivitas wisata ini menjadi denyut lain yang ikut menghidupkan kawasan danau.

Situ Cangkuang, yang berada di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, bukan hanya destinasi wisata. Ia adalah ruang hidup.

Ekosistemnya menyediakan ikan, udang, dan berbagai biota air yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat, mulai dari Kampung Pulo yang menjadi kawasan cagar budaya, hingga Desa Wisata Cangkuang yang terus berkembang. 

Candi Cangkuang di sampingnya makam Embah Arif Muhammad penyebar agama islam di Garut/Foto : Dok. Pribadi (Agus Kusdinar)
info gambar

Candi Cangkuang di sampingnya makam Embah Arif Muhammad penyebar agama islam di Garut/Foto : Dok. Pribadi (Agus Kusdinar)


Sejarah panjang danau ini tak bisa dipisahkan dari sosok Mbah Dalem Arif Muhammad, seorang tokoh penyebar Islam di wilayah tersebut. Makamnya berada di Kampung Pulo, berdampingan dengan Candi Cangkuang, candi peninggalan abad ke-8.

baca juga

Kehadiran pulau kecil yang dikelilingi danau ini menjadi bukti bahwa sejak berabad-abad lalu, masyarakat telah memanfaatkan potensi alam Situ Cangkuang, baik yang ada di daratan maupun perairannya.

Hingga kini, danau itu tetap menjadi tumpuan hidup warga. Rakit tradisional masih setia dikelola masyarakat setempat. Selain sebagai transportasi, rakit menjadi identitas budaya yang melekat pada kehidupan sehari-hari. Meski debit air dan kondisi ekologisnya tak lagi sebaik dulu akibat pendangkalan, manfaatnya tetap tak tergantikan.

Setiap hari, warga sekitar membawa pulang hasil tangkapan untuk dijual dari rumah ke rumah. Aktivitas sederhana, tetapi vital ini menjadi denyut ekonomi Desa Cangkuang. Di sisi lain, danau ini juga menjadi lokasi favorit para pemancing dari Garut maupun luar daerah.

Mereka datang untuk menikmati ketenangan memancing di alam terbuka gratis, kecuali jika ingin menggunakan jasa rakit.

Air Situ Cangkuang pun berperan besar dalam mendukung pertanian warga. Irigasi alami dari danau mengaliri sawah-sawah yang tersebar di sekitarnya, menjaga ketahanan pangan desa.

baca juga

Tidak mengherankan jika banyak warga berharap potensi Situ Cangkuang terus dikembangkan agar mereka tidak perlu meninggalkan kampung halaman demi mencari kehidupan di kota. 

Salah satu makam kramat santri dari Arif Muhammad/Foto : Dok. Pribadi (Agus Kusdinar)
info gambar

Salah satu makam kramat santri dari Arif Muhammad/Foto : Dok. Pribadi (Agus Kusdinar)


Sebagai danau bersejarah dengan rekam jejak panjang sejak abad ke-8, Situ Cangkuang adalah bukti bagaimana manusia dan alam bisa hidup berdampingan.

Hingga hari ini, masyarakat Kampung Pulo, Kampung Ciakar, Kampung Lolohan, dan kampung-kampung lain di sekitarnya masih menggantungkan kebutuhan hidup, pendidikan, dan kesehatan dari keberadaan danau ini. 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AK
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.