Pernahkan Kawan membayangkan ada sekolah yang bukan hanya berada di kelas. Namun, juga belajar bersama alam dengan mengunjungi sungai hingga menjelajahi hutan mangrove? Begitulah sistem Sekolah Alam Paradise gagasan Yune Angel Rumateray.
Seorang entrepreneur muda asal Merauke itu menginisiasi sekolah informal karena melihat banyak anak di kampungnya terkendala administratif dan ekonomi keluarga hingga tidak bisa bersekolah. Pasalnya, dari 87 anak, hanya 40 yang memiliki data kependudukan secara lengkap.
“Beberapa anak tidak bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran atau berasal dari keluarga yang tidak tercatat secara hukum. Kalau begini, hak mereka atas pendidikan bisa terabaikan,” ungkap Yune dilansir dari laman RRI.
Anak-anak yang tidak memiliki akta kelahiran tersebut akhirnya juga tidak bisa memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN). Akibat kendala itulah, banyak anak sulit diterima di sekolah formal karena data yang kurang lengkap tidak bisa diinput ke dalam Dapodik.
Terbentuknya Sekolah Alam Paradise
Pada tahun 2020, Yune memulai kelas kecilnya di teras rumah dan diberi nama Bevak Literasi. Bahkan tidak jarang kelas juga berlangsung di bawah pohon menggunakan alas tikar.
Selain kendala administratif, ada tantangan lain dalam memberi siswa-siswi tersebut pendidikan yang layak, yakni para orang tua sering menganggap bahwa sekolah hanya membuang waktu anak‑anak yang seharusnya bisa diminta untuk ikut bekerja.
Karena hal itu, Yune akhirnya memilih sore hari menjadi jadwal belajar anak-anak tersebut agar mereka tetap bisa membantu orang tua seperti mengumpulkan kayu bakar hingga berjualan sagu di pagi hari.
Jumlah murid yang terus bertambah hingga mencapai 132 siswa dalam beberapa tahun, memotivasi Yune dan keluarganya untuk kemudian membangun bevak gubuk tradisional berukuran 3×4 meter sebagai tempat belajar.
Akhirnya, Sekolah Alam Paradise pun resmi didirikan pada 6 Februari 2023. Lalu dengan bantuan masyarakat dan beberapa donasi, kelas bisa berpindah ke bangunan semi permanen yang lebih baik.
Sistem Pembelajaran Sekolah Alam Paradise
Kelas Yune dimulai dengan mengajak siswa membaca selama 20 menit sebelum pelajaran dimulai. Dan berbeda dengan pengajaran di sekolah formal, Sekolah Alam Paradise sesuai namanya, mengajak siswa-siswi untuk mengenyam pendidikan sekaligus mencintai alam.
Setiap bulan, mereka bersama-sama belajar membersihkan sungai, mengenali jenis-jenis tanaman, melakukan pembibitan, hingga menanam mangrove dan mendaur ulang sampah.
"Kami tidak hanya belajar di kelas atau halaman sekolah. Ada kegiatan outclass yang kami sebut 'explore luar', di mana anak-anak belajar langsung dari lingkungan sekitar mereka," jelas Yune.
Sistem yang tidak hanya terbatas di ruang kelas bertujuan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kepedulian pada lingkungan, serta memperkaya pengalaman belajar mereka. Yune juga menghadirkan pelajaran Bahasa Malind sebagai bahasa ibu mereka serta Bahasa Inggris.
Lebih dari 132 anak sudah aktif belajar di Sekolah Alam Paradise. Yune juga mendesain kurikulum yang memasukkan kearifan lokal seperti kerajinan dan keterampilan, mengenal makanan-makanan lokal, serta life skill penting seperti menolak kekerasan atau perundungan.
Perkembangan Sekolah Alam Paradise
Pada tahun 2024, Yune mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Paradise untuk menjalin hubungan dan memperluas jaringan kolaborasi dengan organisasi lingkungan hingga pemerintah daerah.
Berkat PKBM, 64 dari 132 siswa didaftarkannya agar mendapat identitas resmi serta memperoleh layanan pendidikan dari pemerintah seperti dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).
Hingga sekarang, Yune masih aktif membagikan kegiatan Sekolah Alam Paradise baik melalui akun instagram pribadinya maupun instagram resmi @papua.paradisecenter.
Sekolah Alam Paradise dikembangkan menjadi pusat belajar berkelanjutan. Dengan kolaborasi yang dilakukan, diharapkan bisa dibangun fasilitas yang lebih besar serta memperluas program literasi bagi orang dewasa.
Ternyata belajar tidak hanya bisa di dalam ruang kelas. Menyelaraskan ilmu pengetahuan dengan kepedulian terhadap alam menjadi model pendidikan alternatif yang bisa menghadirkan banyak manfaat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


