gerakan ayah mengambil rapor - News | Good News From Indonesia 2025

Gerakan Ayah Mengambil Rapor, Sentuhan Hangat Kawali Masa Depan

Gerakan Ayah Mengambil Rapor, Sentuhan Hangat Kawali Masa Depan
images info

Gerakan Ayah Mengambil Rapor, Sentuhan Hangat Kawali Masa Depan


Pernahkah Kawan memperhatikan suasana di gerbang sekolah saat hari pembagian rapor tiba? Selama ini, pemandangan didominasi oleh sosok ibu yang mengantre untuk berkonsultasi dengan guru. Namun belakangan ini, ada pemandangan berbeda yang mulai sering tertangkap mata.

Sosok pria dengan kemeja kantor atau pakaian santai tampak lebih banyak hadir di lorong-lorong kelas. Fenomena ini dikenal dengan sebutan GEMAR atau Gerakan Ayah Mengambil Rapor.

Gerakan ini kian populer di berbagai daerah dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Meski terlihat sederhana, yakni sekadar meluangkan waktu satu atau dua jam untuk menerima laporan hasil belajar anak, misi di baliknya sangatlah krusial.

Gerakan tersebut lahir sebagai respons atas keresahan terhadap fenomena fatherless di Indonesia yang cukup tinggi.

Bagi Kawan yang mungkin belum familiar, istilah fatherless bukan berarti anak-anak tersebut tidak memiliki ayah secara fisik. Banyak dari mereka tinggal dalam satu atap yang sama dengan sang ayah, namun kehilangan sosok tersebut secara emosional.

baca juga

Ayah ada di rumah, tetapi jarang berbicara dari hati ke hati atau tidak paham apa mata pelajaran favorit buah hatinya. Melalui GEMAR, paradigma lama ini perlahan-lahan mulai digeser.

Mari dukung langkah kecil para ayah untuk hadir secara utuh dalam setiap proses tumbuh kembang buah hati. | Foto: Unsplash | Alan Pope
info gambar

Mari dukung langkah kecil para ayah untuk hadir secara utuh dalam setiap proses tumbuh kembang buah hati | Foto: Unsplash | Alan Pope


Lebih dari Sekadar Tandatangan di Rapor

Budaya kita selama puluhan tahun seolah mematok peran kaku: ayah mencari nafkah, dan ibu mengasuh anak. Seolah-olah urusan sekolah sepenuhnya menjadi tanggung jawab ibu.

Padahal, Kawan, pendidikan anak adalah sebuah proyek besar yang membutuhkan kerja sama tim yang solid antara kedua orang tua.

Saat seorang ayah memutuskan untuk hadir di sekolah, ia sebenarnya sedang mengirimkan pesan cinta yang sangat kuat kepada anaknya. Sang anak akan merasa bahwa pendidikan dan usahanya sangat dihargai oleh pria yang menjadi panutannya.

Selain itu, ayah bisa berdiskusi langsung dengan guru tanpa melalui perantara. Ia bisa mendengar tentang dinamika sosial anaknya di kelas hingga potensi terpendam yang mungkin selama ini luput dari pengamatan di rumah.

baca juga

Dampak Luar Biasa bagi Psikologi Anak

Tahukah Kawan bahwa keterlibatan ayah memiliki pengaruh yang sangat krusial bagi masa depan anak? Berbagai studi psikologi menunjukkan hasil yang mengagumkan bagi tumbuh kembang mereka:

  • Regulasi Emosi: Anak dengan ayah yang aktif terlibat cenderung memiliki kontrol emosi yang lebih baik dan rasa percaya diri yang tinggi.

  • Prestasi Akademik: Kehadiran figur ayah secara suportif berkorelasi positif dengan pencapaian prestasi serta motivasi belajar di sekolah.

  • Kesehatan Mental Jangka Panjang: Menurut catatan UNICEF, keterlibatan ayah sejak dini adalah investasi terbaik bagi kesehatan mental anak hingga mereka dewasa kelak.

Menjadi Bagian dari Perubahan

Tantangan Indonesia untuk keluar dari predikat negara fatherless memang tidak mudah. Namun, melihat antusiasme para ayah di berbagai daerah yang mulai memadati ruang kelas, ada secercah harapan besar di sana.

Banyak sekolah pun kini mulai kreatif, misalnya dengan menjadwalkan pembagian rapor di hari Sabtu agar para ayah tetap bisa hadir di sela kesibukan kerja.

baca juga

Perubahan besar bagi bangsa ini tidak harus selalu dimulai dari kebijakan yang rumit. Ia bisa dimulai dari langkah kaki seorang ayah menuju ruang kelas anaknya. Ia bisa dimulai dari sebuah obrolan singkat antara ayah dan guru tentang minat sang anak pada dunia sains atau olahraga.

Pada akhirnya, Kawan, menjadi ayah bukan hanya soal menyediakan rumah yang layak atau pendidikan yang mahal.

Menjadi ayah adalah tentang hadir secara utuh, memberikan pelukan hangat saat nilai rapor tidak sesuai harapan, dan memberikan apresiasi tulus atas setiap proses yang dijalani sang anak.

Sudahkah kamu melihat perubahan positif ini di lingkungan sekitar? Atau barangkali, Kawan sendiri sudah bersiap untuk menjadi bagian dari gerakan ini pada pembagian rapor semester depan?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HR
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.