kompleks makam tengku di bitai saksi bisu persahabatan aceh dengan turki utsmani - News | Good News From Indonesia 2025

Kompleks Makam Tengku Di Bitai, Saksi Bisu Persahabatan Aceh dengan Turki Utsmani

Kompleks Makam Tengku Di Bitai, Saksi Bisu Persahabatan Aceh dengan Turki Utsmani
images info

Kompleks Makam Tengku Di Bitai, Saksi Bisu Persahabatan Aceh dengan Turki Utsmani


Di salah satu sudut Kota Banda Aceh, ada kompleks pemakaman unik yang ditengarai merupakan makam-makam tentara Turki. Kompleks pemakaman tersebut sudah ada sejak abad ke-16 Masehi dan masih begitu terawat hingga saat ini.

Situs makamnya menarik karena memadukan ukiran dan motif khas Aceh dan Turki. Batu nisannya pun ada tanda khas bulan dan bintang, persis seperti yang ada di bendera Turki.

Tentara Turki yang dimakamkan di Aceh merupakan pasukan militer yang dikirimkan oleh Kesultanan Turki Utsmani. Mereka adalah pejuang yang ikut membantu Kesultanan Aceh untuk melawan Portugis. Namun, tidak hanya tentara, ada juga guru dan ulama yang ditugaskan untuk memberikan pengajaran agama bagi masyarakat di Aceh saat itu.

Salah satu tokoh termasyhur yang dimakamkan di kompleks tersebut adalah Tengku Syekh Tuan Di Bitai alias Muthalib Ghazi bin Mustafa. Mengutip dari Anadolu Ajansi—agensi pemberitaan milik Pemerintah Turki—Tengku Di Bitai merupakan pemimpin rombongan dari Turki ke Aceh.

Selama di Aceh, Tengku Di Bitai amat dihormati. Ia adalah sosok alim ulama yang berkontribusi besar untuk membantu Kesultanan Aceh di bidang pengajaran agama Islam.

baca juga

Hubungan Aceh dan Turki yang Sudah terbentuk Sejak Dahulu

Beralamat di Jalan Emperim, Gampong Bitai, Kec. Jaya Baru, Kota Banda Aceh, dalam kompleks pemakaman tersebut juga berdiri sebuah masjid. Masjid itu dibangun di masa Sultan Alaudin Riayatsyah Al Qahar yang dikisahkan memerintah pada tahun 1539 -1571 M.

Konon, Sang Sultan yang merupakan pemimpin Kerajaan Aceh adalah musuh besar Portugis di Malaka. Di tahun 1566, ia mengirim utusan ke Turki untuk meminta bantuan ke Sultan Sulaiman Al Qanuni.

Menurut informasi yang diterima Kesultanan Turki Utsmani, banyak masyarakat Muslim di Aceh yang diserang Portugis. Walhasil, tak tanggung-tanggung, Ottoman pun dikatakan mengirimkan 15 armada tempur serta dua kapal perang komplit dengan alutsistanya.

Dari sinilah hubungan diplomatik Aceh dan Turki dimulai. Menyadur dari Dinas Pariwisata Aceh, kampung tepat makam itu berada dipercaya sebagai kampung Zawiyah—tempat pendidikan dan spiritual Islam—yang tersohor.

Bukan hanya itu, konon daerah tersebut juga dipercaya sebaai pusat akademi militer yang dikenal dengan Bayt al-Askari Muqaddas. Dari sinilah banyak lahir tokoh-tokoh dan ulama besar di Aceh, salah satunya Sultan Iskandar Muda.

Kompleks pemakaman Turki itu menjadi simbol penghargaan Kesultanan Aceh terhadap jasa pejuang Turki yang turut membantu mereka berperang melawan kolonialisme Portugis.

Sempat Diterjang Tsunami Aceh

Tahun 2004, Serambi Mekkah diterjang tsunami hebat yang meluluhlantakkan nyaris setiap sudutnya. Bangunan rata dengan tanah. Ratusan korban jiwa dilaporkan tewas dan banyak yang hilang hingga saat ini.

Kompleks Makam Tengku Di Bitai pun tak luput dari kejamnya air bah yang meratakan Aceh saat itu. Akibatnya, pemakaman itu porak-poranda.

Beruntungnya, Tim Bulan Sabit Merah Turki ikut turun membantu menyelamatkan makam. Turki menjadi satu dari sekian bayak negara yang mengulurkan bantuannya untuk Aceh saat itu, karena Tsunami Aceh 2004 juga ditetapkan sebagai bencana nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Turki membantu proses pemugaran makam. Selain itu, area makam ikut dipercantik dengan menambahkan pagar dan memasang granit.

Kompleks pemakaman itu memang menjadi saksi bisu eratnya hubungan Aceh dan Turki sejak masa Kesultanan Aceh dan Ottoman. Bahkan, di era modern saat ini, hubungan Indonesia dan Turki semakin menguat.

Kedua negara terus meningkatkan kerja sama strategis, baik itu di bidang ekonomi, investasi, budaya, pendidikan, hingga pertahanan.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.