peneliti ungkap hutan bisa pulihkan dirinya secara alami - News | Good News From Indonesia 2025

Peneliti Ungkap Hutan Bisa Pulihkan Dirinya Secara Alami

Peneliti Ungkap Hutan Bisa Pulihkan Dirinya Secara Alami
images info

Peneliti Ungkap Hutan Bisa Pulihkan Dirinya Secara Alami


Di tengah laju deforestasi global yang mengkhawatirkan dan tekanan perubahan iklim yang semakin nyata, sebuah temuan ilmiah memberikan sudut pandang yang lebih optimis. 

Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal bergengsi Nature mengungkapkan bahwa alam memiliki mekanisme pemulihan diri yang kuat. 

Studi ini menyoroti bahwa ratusan juta hektare hutan tropis yang telah rusak ternyata memiliki kapasitas untuk pulih secara mandiri, tanpa selalu memerlukan intervensi penanaman ulang yang intensif dan mahal. 

Penemuan ini membuka peluang strategis dan hemat biaya dalam upaya global untuk restorasi ekosistem.

530 Juta Ha Hutan Beregenerasi

Penelitian yang dilakukan dengan analisis mendalam terhadap citra satelit selama beberapa dekade ini mengidentifikasi area yang sangat luas. 

Diperkirakan sekitar 530 juta hektare lahan bekas hutan tropis di seluruh dunia berpotensi untuk mengalami regenerasi alami, dengan syarat kawasan tersebut dilindungi dan dibiarkan beregenerasi. 

Luasan ini setara dengan lebih dari sembilan kali luas total daratan Perancis. Implikasi dari pemulihan kawasan seluas itu terhadap mitigasi perubahan iklim sangat besar.

Para peneliti memproyeksikan bahwa hutan-hutan muda yang tumbuh secara alami ini berpotensi menyerap hingga 23,4 gigaton karbon dioksida dari atmosfer selama kurun waktu 30 tahun. 

Angka ini merupakan kontribusi yang sangat signifikan dalam upaya dunia untuk menekan laju pemanasan global, setara dengan mengurangi emisi tahunan global dari bahan bakar fosil selama beberapa tahun. 

Selain penyerapan karbon, regenerasi alami juga membawa rangkaian manfaat ekologis lainnya, seperti pemulihan keanekaragaman hayati, peningkatan kualitas dan ketersediaan air, stabilisasi iklim mikro lokal, dan pencegahan erosi tanah.

Faktor Pendukung Regenerasi Alami

Proses regenerasi alami terjadi ketika suatu lahan bekas tebangan atau pertanian yang ditinggalkan mulai ditumbuhi kembali oleh vegetasi secara bertahap, dimulai dari rerumputan, semak, hingga pepohonan. 

Proses ini sangat bergantung pada keberadaan "hutan induk" di sekitarnya yang berperan sebagai sumber benih, serta kondisi tanah yang masih memadai. 

Studi tersebut menemukan bahwa pemulihan paling optimal terjadi pada lahan yang terletak dalam radius 300 meter dari tepi hutan yang masih utuh, karena benih dari pohon-pohon di hutan primer dapat tersebar secara efektif oleh angin atau hewan.

Faktor penentu utama keberhasilan regenerasi alami adalah kandungan karbon organik dalam tanah dan kedekatan dengan hutan yang masih baik. Negara-negara dengan karakteristik ini memiliki potensi pemulihan alami yang sangat tinggi. 

Lima negara yang diidentifikasi dalam penelitian ini memegang peranan kunci, yaitu Brasil, Indonesia, Tiongkok, Meksiko, dan Kolombia. 

Di Indonesia, banyak area bekas tebangan atau lahan pertanian yang ditinggalkan di pinggiran hutan konservasi menunjukkan kemampuan untuk tumbuh kembali menjadi hutan sekunder jika dilindungi dari gangguan lebih lanjut.

Baca juga Penegakan Hukum Kehutanan, Fondasi Kokoh Menjaga Hutan Indonesia

Tetap Lebih Unggul Reboisasi

Salah satu argumentasi terkuat dari pendekatan regenerasi alami adalah efisiensi biayanya. Brooke Williams, peneliti dari Queensland University of Technology yang terlibat dalam studi Nature, menjelaskan bahwa biaya pemulihan hutan secara alami dapat sangat rendah, diperkirakan hanya sekitar 5 dolar AS per acre. 

Sebaliknya, program penanaman pohon kembali secara aktif (reboisasi) dapat menghabiskan biaya hingga 10.000 dolar AS per acre, mencakup pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan. 

“Dengan memanfaatkan regenerasi alami, negara-negara dapat mencapai target restorasi hutan secara jauh lebih efektif dari sisi biaya,” ujar Williams.

Namun, penting untuk dicatat bahwa terdapat perdebatan ilmiah mengenai efektivitas jangka panjang kedua metode ini. 

Studi lain yang dipublikasikan dalam Science Advances pada tahun 2023 oleh Profesor Andy Hector dari Universitas Oxford menunjukkan bahwa penanaman kembali secara aktif dengan beragam spesies pohon asli dapat mempercepat pemulihan tutupan kanopi dan biomassa dibandingkan dengan membiarkan lahan pulih secara alami. 

Hector berpendapat bahwa keragaman spesies yang ditanam menciptakan ekosistem yang lebih tahan banting dan lebih cepat memberikan jasa ekosistem, termasuk penyerapan karbon.

Hadapi Sederet Tantangan

Meski menjanjikan, pelaksanaan strategi regenerasi alami tidak tanpa tantangan. Hutan muda hasil pemulihan alami sangat rentan terhadap ancaman konversi lahan kembali menjadi perkebunan, terjadinya kebakaran hutan, atau perambahan. 

Matthew Fagan, ahli sistem lingkungan dari University of Maryland, memberikan peringatan, “Tanpa perlindungan jangka panjang, janji regenerasi alami bisa menghilang secepat kemunculannya.” 

Oleh karena itu, mekanisme perlindungan hukum, pengawasan, dan pemberdayaan masyarakat lokal menjadi faktor penentu keberhasilan.

Teknologi pemantauan modern seperti citra satelit resolusi tinggi dan kecerdasan buatan telah memungkinkan peneliti untuk memetakan area dengan potensi regenerasi tinggi dengan akurasi hingga 30 meter. 

Peta digital ini dapat menjadi alat yang sangat berharga bagi pemerintah dan pembuat kebijakan untuk merancang strategi restorasi yang tepat sasaran. 

Selain itu, integrasi dengan skema ekonomi hijau, seperti perdagangan karbon yang juga mengakui nilai hutan hasil regenerasi alami, dapat memberikan insentif finansial untuk melindungi kawasan tersebut.

Baca juga MpU Uteun: Ranger Perempuan Aceh yang Lahir dari Banjir dan Kerusakan Hutan

https://youtu.be/iL8iz38VJ_Y?si=McK2gn0Fme2TD6OL

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.