Bank Indonesia (BI) menyatakan perlunya kewaspadaan tinggi dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global 2026 yang diproyeksikan melambat. Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan serangkaian kebijakan disiapkan untuk menjaga ketahanan ekonomi domestik di tengah prospek global yang redup hingga 2027.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh International Monetary Fund (IMF) hanya mencapai 3,1 persen pada 2026, dan Bank Dunia lebih pesimistis di angka 2,4 persen.
Perlambatan ini dipengaruhi oleh sejumlah negara besar. Tiongkok, sebagai mesin ekonomi global, diperkirakan melambat dari 4,8 persen pada 2026 menjadi sekitar 3 persen dalam beberapa tahun ke depan. Di Eropa, pertumbuhan hampir tidak bergerak dari kisaran 1,3 persen.
Di dalam negeri, BI mencatat adanya pelemahan yang tercermin dari penurunan daya beli, perlambatan penyaluran kredit, dan penahanan ekspansi oleh dunia usaha.
Oleh karena itu, BI menyiapkan kebijakan yang mencakup stabilisasi nilai tukar, penguatan likuiditas, dan dorongan penyaluran kredit yang sehat.
Melalui strategi kebijakan ini, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai rentang 4,9–5,7 persen pada 2026, dan meningkat menjadi 5,1–5,9 persen pada 2027.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
