Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi untuk November 2025, yang menunjukkan angka relatif stabil. Inflasi bulanan tercatat sebesar 0,17% (month-to-month/MtM), dengan inflasi tahunan mencapai 2,72%. Angka ini mengindikasikan pergerakan harga barang dan jasa masih dalam batas aman menjelang akhir tahun.
Penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang mencatat inflasi 1,21% dan memberi andil inflasi 0,09%. Komoditas dominan dalam kelompok ini adalah emas perhiasan, yang menyumbang andil inflasi sebesar 0,08%. Kenaikan harga emas dipengaruhi oleh tren harga global yang cenderung naik sepanjang tahun.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan pendorong inflasi.
“Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 1,21% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,09%. Komoditas yang dominan mendorong inflasi kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,08%," ujarnya.
Di sisi lain, harga komoditas pangan utama justru mengalami penurunan dan menahan laju inflasi. Daging ayam ras, beras, dan cabai merah tercatat mengalami deflasi.
Harga beras sendiri terpantau stabil hingga pertengahan Desember 2025, setelah mengalami penurunan rata-rata di tingkat penggilingan (0,88%), grosir (0,93%), dan eceran (0,59%) secara bulanan.
Inflasi inti menjadi penyumbang terbesar berdasarkan komponennya, disusul komponen harga yang diatur pemerintah, terutama pada tarif angkutan udara. Secara wilayah, inflasi tertinggi terjadi di Papua (1,69%), sementara deflasi terdalam terjadi di Aceh (0,67%).
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News