Operasi kemanusiaan di wilayah terdampak banjir dan longsor di Sumatera sudah melibatkan lebih dari 50.000 personel gabungan.
Pengerahan kekuatan ini dilakukan guna memulihkan akses serta menyalurkan bantuan bagi warga di 52 kabupaten yang terdampak cuaca ekstrem sejak 24 November 2025. Pemerintah menegaskan bahwa seluruh langkah darurat di lapangan berjalan secara simultan menggunakan anggaran pusat tanpa hambatan birokrasi status administrasi.
Pengerahan logistik memanfaatkan puluhan armada udara dari Sumatera dan Jawa untuk menjangkau titik terisolasi. Bantuan berupa generator listrik, bahan pangan, dan alat berat dikirimkan guna menormalisasi kondisi bentangan alam dan pemukiman yang rusak. Fokus utama saat ini berada pada pembersihan material longsor dan perbaikan jaringan konektivitas yang sempat terputus total di beberapa titik krusial.
"Yang di lapangan ini, seluruh petugas TNI, Polri, Basarnas, yang disampaikan Pak Panglima TNI, BNPB daerah, semuanya di detik pertama, hari pertama," katanya.
Proses pemulihan infrastruktur terus dilakukan secara bertahap melalui kerja sama lintas sektor. Pemerintah pusat juga telah memulai tahapan pembangunan hunian sementara (huntara) serta hunian tetap bagi penduduk yang kehilangan tempat tinggal.
Selain perbaikan fisik, koordinasi di lapangan diarahkan untuk memastikan distribusi bantuan tepat sasaran sehingga stabilitas wilayah terdampak dapat segera kembali normal, serta ratusan alat berat telah dikerahkan untuk mempercepat pemulihan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
