Meskipun hujan mengguyur kawasan Turi, Sleman, suasana yang meriah warnai pembukaan Gulali Festival 2025 di Desa Wisata Garongan, Yogyakarta. Festival seni pertunjukan anak yang telah dinanti ini resmi dimulai, menandai awal dari rangkaian perayaan kreativitas dan imajinasi anak-anak dari berbagai sekolah.
Acara hari pertama diawali dengan seremoni pembukaan dan sambutan resmi dari penyelenggara. Tak lama kemudian, panggung utama menjadi arena ekspresi anak-anak dari lebih dari 10 sekolah. Mereka yang terlibat adalah SDN 3 Berbah, SMPN 1 Kalasan, SMPN 1 Sleman, SMP Piri Ngaglik, SMP Budi Utama, SMP Muhammadiyah 1 Sleman, SMP 4 Pakem, SMP Muhammadiyah 1 Prambanan, SMP Budi Mulia 2, dan SMP Al Azhar 26.
Para siswa menampilkan beragam pertunjukan tari yang mencerminkan kekayaan budaya dan kreativitas muda, yang mana disambut tepuk tangan meriah penonton. Anak-anak tampil dengan penuh percaya diri, mempersembahkan karya yang mereka persiapkan dengan sepenuh hati.
Selain pertunjukan tari, suasana festival juga diramaikan oleh berbagai kegiatan edukatif dan interaktif yang digelar oleh Tamasja—ASSITEJ Indonesia. Dalam sesi workshop yang mereka bawakan, anak-anak diajak bereksperimen dengan gerak tubuh, bercerita, hingga menciptakan pertunjukan mini bersama.

Tak kalah seru, Sekolah Pantomim Nusantara asal Jombang menghadirkan kelas bertajuk FUN PANTOMIM yang mengajarkan cara berkomunikasi tanpa kata, hanya dengan ekspresi dan imajinasi.
Kemeriahan hari pertama semakin lengkap dengan kehadiran pertunjukan internasional dari Teater Štrik asal Austria, dengan karyanya, SpaceClowns.
Teater ini menyajikan kisah tentang 2 penjelajah luar angkasa yang mengundang tawa dan decak kagum anak-anak. Pertunjukan tersebut menjadi bukti bahwa bahasa seni mampu melampaui batas negara dan usia.
Acara berlanjut dengan pengumuman pemenang Kompetisi Tari dan Film SCW, memberi apresiasi pada karya terbaik yang lahir dari tangan-tangan muda berbakat.
Namun semangat hari pertama belum usai. Malamnya, panggung festival berganti suasana dengan Youth Screen Vol. 8 x Gulali Festival, sesi pemutaran film yang menampilkan karya para sutradara muda Indonesia.
3 film yang diputar malam itu adalah “REPLACE” karya Nashita Aaqilah Najwa, “HIBOB” karya Alexander Sinaga, dan “SERANGAN OEMOEM” garapan Fajar Martha S. Deretan film tersebut menghadirkan beragam perspektif segar yang menggugah, menjadi refleksi tentang dunia remaja masa kini yang penuh imajinasi dan keberanian bercerita.
Rintik hujan yang masih turun perlahan justru menambah keintiman suasana malam penutupan hari pertama. Di tengah payung-payung warna-warni, anak-anak, orang tua, dan para penonton lainnya larut dalam suasana akrab dan gembira. Menjadi ruang untuk bermain dan belajar bersama.

Perayaan ini terus berlanjut hingga Minggu, 26 Oktober 2025, dengan dua hari berikutnya berlangsung di Kampoeng Media/Ruang Pana, Sleman. Pengunjung masih dapat menikmati berbagai pertunjukan, lokakarya, dan kegiatan inspiratif yang dirancang untuk menumbuhkan imajinasi serta keberanian berekspresi anak-anak Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News