menyulam biru di tengah gelombang cerita dari david andespin - News | Good News From Indonesia 2025

Menyulam Biru di Tengah Gelombang, Cerita Dari David Andespin

Menyulam Biru di Tengah Gelombang, Cerita Dari David Andespin
images info

Menyulam Biru di Tengah Gelombang, Cerita Dari David Andespin


Gelombang kehidupan pesisir kini tengah diuji. Perubahan iklim, abrasi, dan eksploitasi sumber daya laut membuat banyak masyarakat pesisir kehilangan mata pencaharian. Namun, di tengah tantangan itu, muncul sosok yang menyalakan kembali semangat harapan: David Hidayat, tokoh muda dari Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, yang mendedikasikan hidupnya untuk konservasi laut dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.

Ketika Laut Tak Lagi Ramah

Pesisir Selatan dikenal dengan garis pantai panjang dan keindahan bawah lautnya yang memesona. Namun, keindahan itu perlahan memudar akibat penebangan mangrove, penangkapan ikan berlebih, dan sampah laut. Nelayan kecil mulai kesulitan melaut, dan generasi muda kehilangan ketertarikan terhadap profesi leluhur mereka.

David menyaksikan langsung perubahan itu. Ia tumbuh di keluarga nelayan dan tahu persis bagaimana sulitnya bertahan hidup dari laut yang semakin tak pasti. Dari pengalaman itulah, ia mendirikan komunitas Andespin (Anak Desa Pesisir Indonesia), sebuah gerakan sosial yang berawal dari kepedulian kecil terhadap lingkungan, lalu menjelma menjadi kekuatan kolektif yang menginspirasi banyak orang.

baca juga

Konservasi Laut: Dari Mangrove Hingga Kesadaran

Salah satu program unggulan yang diinisiasi David adalah rehabilitasi mangrove. Bersama masyarakat setempat dan relawan muda, ia menanam ribuan bibit mangrove di sepanjang garis pantai Pesisir Selatan. Selain berfungsi menahan abrasi, mangrove juga menjadi rumah bagi berbagai biota laut seperti ikan kecil, kepiting, dan udang.

Namun bagi David, konservasi bukan sekadar menanam pohon, melainkan menanam kesadaran. Ia aktif mengedukasi anak muda dan pelajar pesisir melalui kelas ekoliterasi, film dokumenter, dan kegiatan bersih pantai. Dengan cara ini, ia ingin menumbuhkan cinta terhadap laut sejak dini, agar generasi mendatang tak hanya menikmati keindahannya, tetapi juga menjaga keberlanjutannya.

Pemberdayaan Ekonomi: Dari Limbah Laut Menjadi Sumber Rezeki

Tak berhenti di konservasi, David menyadari bahwa menjaga laut tidak akan berarti jika masyarakat di sekitarnya tetap hidup dalam kesulitan ekonomi. Karena itu, ia menggagas berbagai program pemberdayaan ekonomi berbasis kelautan.

Melalui pelatihan pengolahan hasil laut, para ibu nelayan kini mampu mengubah hasil tangkapan sederhana menjadi produk bernilai tinggi seperti abon ikan, kerupuk laut, hingga suvenir berbahan limbah kerang. Produk-produk itu dipasarkan secara digital melalui media sosial dan e-commerce lokal, membantu meningkatkan pendapatan keluarga nelayan.

Selain itu, Andespin juga mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat. Wisatawan diajak menikmati keindahan pantai sambil ikut menanam mangrove dan belajar tentang kehidupan pesisir. Pendekatan ini bukan hanya memperkenalkan Pesisir Selatan sebagai destinasi wisata ramah lingkungan, tetapi juga memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.

Kolaborasi dan Dukungan yang Menyebar Luas

Gerakan David tidak berjalan sendiri. Ia menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, universitas, hingga lembaga internasional yang fokus pada pelestarian ekosistem laut. Berkat konsistensinya, Andespin menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi lokal bisa menciptakan dampak global.

Dalam beberapa tahun terakhir, komunitas ini berhasil menginspirasi banyak gerakan serupa di Sumatera Barat dan wilayah pesisir lainnya. Mereka belajar dari semangat David—bahwa perubahan besar sering dimulai dari langkah kecil dan niat tulus menjaga bumi.

Konservasi bagi David bukan sekadar tindakan lingkungan, tetapi juga gerakan sosial dan kemanusiaan. Ia percaya laut bukan hanya sumber ekonomi, melainkan juga ruang identitas dan budaya bagi masyarakat pesisir.

baca juga

Melalui kegiatan edukatif dan partisipatif, ia berusaha menumbuhkan kembali rasa memiliki terhadap laut. Sebab ketika masyarakat merasa menjadi bagian dari ekosistem itu, mereka akan menjaga dan merawatnya tanpa harus diminta.

Harapan yang Tumbuh dari Pesisir

Kini, setelah lebih dari satu dekade menggerakkan perubahan, David Hidayat menjadi simbol ketahanan dan harapan bagi masyarakat pesisir Sumatera Barat. Perjuangannya menunjukkan bahwa menjaga laut berarti menjaga kehidupan.

Di tengah ketidakpastian iklim global dan tekanan ekonomi, kisahnya mengingatkan kita bahwa solusi seringkali lahir dari mereka yang paling dekat dengan alam. Dari sebuah desa di tepi laut, inspirasi besar itu mengalir ke seluruh penjuru negeri.

David Hidayat membuktikan bahwa keberlanjutan bukan sekadar wacana. Ia menjalankannya dalam tindakan nyata—dari menanam mangrove hingga menanam semangat hidup di hati masyarakat pesisir.

Ketika banyak orang berbicara tentang perubahan iklim dari ruang berpendingin, David dan komunitasnya memilih untuk melakukan sesuatu di garis depan. Mereka menunjukkan bahwa laut, jika dijaga dengan cinta dan kesadaran, akan terus menjadi sumber kehidupan dan kebanggaan bangsa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.