Pulau Nusalaut dan Pulau Ambalau adalah pulau-pulau yang ada di daerah Maluku. Ada sebuah cerita rakyat dari Maluku yang mengisahkan tentang persaudaraan yang terjalin antara Pulau Nusalaut dan Pulau Ambalau tersebut.
Konon kedua pulau ini terdiri dari satu daratan yang sama. Namun ada sebuah peristiwa yang terjadi di masa lalu yang mengakibatkan kedua pulau ini terpisah seperti saat sekarang.
Lantas bagaimana kisah lengkap dari cerita rakyat Maluku tersebut?
Kisah Persaudaraan Pulau Nusalaut dan Pulau Ambalau, Cerita Rakyat dari Maluku
Dilansir dari artikel Khatijah Suneth, "Persaudaraan Nusa Laut dan Ambalau" dalam buku Antologi Cerita Rakyat Pulau Buru, pada zaman dahulu di Pulau Nusalaut, hiduplah dua orang kakak beradik. Kedua kakak beradik ini berasal dari keturunan Nunusaku, Pulau Seram.
Leluhur mereka dulunya pergi ke Pulau Nusalaut untuk mencari kehidupan yang lebih layak. Ketika tumbuh dewasa, kedua kakak beradik ini berpisah dan menempati wilayah berbeda yang ada di Pulau Nusalaut.
Sang kakak tinggal di daerah yang bernama Waiselano. Sementara itu, sang adik tinggal di Usailo.
Meskipun berpisah, kedua kakak beradik ini tetap menjalin komunikasi dan saling membantu satu sama lain. Apalagi kedua daerah tersebut masih berada di satu pulau yang sama.
Di daerah Usailo, ada sebuah pohon sukun yang ditanam oleh leluhur mereka. Pada suatu hari, sang adik tengah berjalan-jalan di sekitar Usailo.
Setelah berjalan cukup lama, mata sang adik tertuju kepada pohon sukun tersebut. Ternyata pohon tersebut tengah berbuah.
Muncul keinginan dari sang adik untuk memetik buah sukun tersebut. Namun pohon itu hanya berbuah satu saja.
Sang adik mesti meminta izin kepada kakaknya terlebih dahulu. Oleh sebab itu, berangkatlah sang adik menuju daerah Waiselano.
Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, sampailah sang adik di daerah Waiselano. Sesampainya di sana, dia langsung bertemu sang kakak dan menyampaikan niatnya.
Sang kakak kemudian menanyakan apakah buah sukun tersebut sudah besar. Sang adik kemudian menjawab bahwa buah sukun tersebut masih muda.
Mendengarkan jawaban ini, sang kakak menyuruh adiknya bersabar terlebih dahulu. Dia mesti menunggu hingga buah sukun tersebut matang untuk memetiknya.
Sang adik kembali ke Usailo dengan perasaan kecewa. Sebab dia sangat ingin untuk mengambil buah sukun tersebut.
Sesampainya dai Usailo, dia langsung mengambil parang di rumahnya. Selepas itu, sang adik langsung menuju pohon sukun tersebut dan menebangnya.
Kabar ini ternyata sampai ke telinga sang kakak. Alangkah murkanya sang kakak karena adiknya tidak mendengarkan saran yang sudah dia sampaikan sebelumnya.
Sang kakak menyampaikan rasa kecewa kepada adiknya. Namun sayang, semua sudah terjadi begitu saja.
Pada malam hari, tiba-tiba dataran di antara Usailo dan Waiselano bergetar. Kedua daerah ini tiba-tiba terpisah menjadi dua bagian.
Pagi harinya, sang adik merasa kaget melihat hal tersebut. Sebab dia sudah terpisah jauh dari sang kakak.
Dirinya kemudian menyesal karena sudah melanggar saran yang diberikan sang kakak. Di sisi lain, sang kakak juga merasakan penyesalan yang sama karena terlanjur kecewa kepada adiknya.
Konon dataran yang terpisah dari Pulau Nusalaut inilah yang menjadi cikal bakal Pulau Ambalau. Meskipun sudah terpisah, persaudaraan antara kakak beradik ini tetap terjaga hingga anak keturunannya.
Begitulah kisah persaudaraan antara masyarakat Pulau Nusalaut dan Pulau Ambalau yang jadi cerita rakyat dari Maluku.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News