SADAYA merupakan program unggulan BEM FEMA yang hadir untuk menjawab dua tantangan besar masyarakat: kualitas pendidikan dan keberlanjutan lingkungan. Program ini dirancang dengan delapan kegiatan utama, terdiri atas empat bidang pendidikan dan empat bidang lingkungan, yang saling berkelindan dalam menciptakan perubahan positif.
Pada tahun 2025, bidang lingkungan SADAYA melaksanakan serangkaian kegiatan di Desa Cinangka, Kabupaten Bogor, dengan fokus pada revitalisasi sungai, edukasi lingkungan, serta praktik berkelanjutan yang dapat diterapkan masyarakat. Artikel ini menyoroti empat kegiatan lapangan utama, yaitu Sapa Sungai, Semarak Biopori, Akar Negeri: Pengenalan Konsep Kebun, dan Kompos Seru.
Melalui keempat kegiatan tersebut, SADAYA berhasil menggandeng masyarakat untuk membangun kesadaran, keterampilan, dan aksi nyata dalam menjaga lingkungan hidup.
Pendahuluan
Isu lingkungan kerap menjadi tantangan kompleks yang tidak hanya berdampak pada ekosistem, tetapi juga kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Sungai yang tercemar, minimnya pengelolaan sampah organik, keterbatasan ruang hijau, serta kurangnya pengetahuan akan praktik ramah lingkungan menjadi problem nyata di banyak desa, termasuk Desa Cinangka.
Menyadari hal ini, Departemen Lingkungan Hidup, BEM FEMA 2024/2025, IPB University menghadirkan program SADAYA sebagai wadah pengabdian yang berorientasi pada aksi nyata dan pembelajaran kolektif.
Bidang lingkungan SADAYA 2025 mengusung misi untuk menguatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya lingkungan melalui serangkaian kegiatan turun lapang (turlap). Program ini tidak hanya sekadar praktik, tetapi juga mengutamakan proses edukasi, mulai dari pembekalan internal hingga penyuluhan bersama masyarakat. Dengan sasaran KRL RW 02 dan RW 09, kegiatan lingkungan SADAYA menjadi jembatan antara mahasiswa, masyarakat, dan alam yang harus dijaga bersama.
Sapa Sungai Lingkungan Sekitarmu – 4 Mei 2024
Kegiatan pertama difokuskan pada sungai yang mengalir di RW 01 Desa Cinangka. Sungai sebagai nadi kehidupan masyarakat kerap mengalami pencemaran akibat kebiasaan membuang sampah sembarangan. Sebelum turun ke lapangan, tim SADAYA mendapatkan pelatihan khusus dari Pak Suparno Jumar, seorang River Defender yang telah lama bergerak di bidang revitalisasi sungai.

Membersihkan sungai dari sampah.
Pada hari pelaksanaan, sungai dibagi menjadi empat titik pembersihan. Masyarakat dan tim Sadaya bekerja sama mengangkat sampah, membersihkan bantaran, serta memasang papan informasi larangan membuang sampah. Manfaat utama dari kegiatan ini adalah terbangunnya kesadaran kolektif bahwa sungai bukanlah tempat pembuangan, melainkan sumber kehidupan yang harus dijaga kebersihannya.
Semarak Biopori – 11 Mei 2025
Langkah berikutnya adalah menghadirkan solusi sederhana untuk masalah sampah organik. Kegiatan dimulai dengan pre-test guna mengetahui pemahaman awal masyarakat tentang biopori. Setelah itu, tim Sadaya memberikan pembekalan teori dan praktik mengenai cara membuat lubang biopori menggunakan alat sederhana yang bisa diaplikasikan di rumah tangga.

Kegiatan pembuatan lubang biopori bersama warga.
Setiap warga bersama tim Sadaya membuat lubang biopori secara bertahap, satu per satu, hingga terbentuk sejumlah titik penampungan sampah organik. Lubang ini berfungsi ganda: mengurangi genangan air saat hujan, memperbaiki kualitas tanah, sekaligus menghasilkan kompos alami dari sampah organik rumah tangga. Manfaat yang dihadirkan jelas: masyarakat tidak hanya belajar teknologi tepat guna, tetapi juga memperoleh solusi jangka panjang bagi pengelolaan sampah.
Akar Negeri: Pengenalan Konsep Kebun – 18 Mei 2025
Kesadaran lingkungan tidak bisa dilepaskan dari kemandirian pangan. Kegiatan ketiga ini menghadirkan konsep urban farming dalam skala kecil melalui kebun mini. Tim Sadaya menanam bibit cabai, tomat, terong, dan daun bawang menggunakan media sederhana, seperti galon bekas dan tray semai.

Praktik membuat kebun mini menggunakan media sederhana.
Sebelum praktik, masyarakat diberi penjelasan mengenai teknik penanaman, penyiraman, serta perawatan agar tanaman dapat tumbuh optimal. Kegiatan ini menekankan pentingnya memanfaatkan lahan dan barang bekas untuk menghasilkan pangan sendiri. Manfaatnya nyata yaitu masyarakat mampu mengurangi ketergantungan pada pasar sekaligus menjaga kelestarian lingkungan melalui daur ulang media tanam.
Kompos Seru – 25 Mei 2025
Kegiatan terakhir menutup rangkaian turlap dengan praktik pembuatan kompos. Sehari sebelumnya, tim SADAYA berlatih secara internal agar dapat menyampaikan materi dengan baik. Di lapangan, kegiatan diawali dengan pre-test, lalu dilanjutkan pembekalan teori tentang pengolahan sampah organik.

Membuat kompos dari sampah dapur.
Masyarakat kemudian diajak praktik langsung mengolah sampah dapur menjadi pupuk kompos. Proses ini tidak hanya mengajarkan keterampilan baru, tetapi juga menumbuhkan kebiasaan baru yang ramah lingkungan. Manfaatnya jelas: sampah organik tidak lagi menjadi masalah, tetapi berubah menjadi sumber daya yang bernilai bagi kebun rumah tangga.
Penutup
Rangkaian kegiatan lingkungan SADAYA 2025 di Desa Cinangka menunjukkan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil namun konsisten. Melalui Sapa Sungai, masyarakat belajar menjaga sungai sebagai sumber kehidupan.
Dengan Semarak Biopori, sampah organik yang semula menjadi masalah berubah menjadi solusi. Akar Negeri menghadirkan kebun mini yang memperkuat kemandirian pangan, sedangkan Kompos Seru mengajarkan pemanfaatan sampah menjadi pupuk alami. Keempat kegiatan ini saling melengkapi dalam membangun ekosistem masyarakat yang sadar lingkungan, mandiri, dan berkelanjutan.
Masyarakat tidak hanya diajak melakukan, tetapi juga memahami dan merasakan manfaat langsung dari setiap aksi.
SADAYA 2025 membuktikan bahwa pengabdian masyarakat tidak sebatas memberi, tetapi juga belajar bersama. Bidang lingkungan telah menjadi ruang kolaborasi antara mahasiswa dan warga untuk membangun kesadaran ekologis yang berkelanjutan.
Harapannya, semangat ini terus berakar di Desa Cinangka, menjadi inspirasi bagi desa lain, dan menjadi bukti bahwa menjaga lingkungan berarti menjaga kehidupan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News