TurunTangan, sebuah gerakan yang diinisiasi Anies Rasyid Baswedan akan membuat festival besar sebagai penutup tahun ini. Ada berbagai acara di dalamnya, mulai dari pitching dating yang mempertemukan komunitas dengan CSR, kuliah kebangsaan, hingga art performance.
Berlangsung pada 7 Desember 2025 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, festival ini akan menjadi wadah bagi ratusan orang muda, komunitas, hingga calon mitra untuk terhubung dan membangun dampak sosial. Ini adalah ruang kolaborasi dari lintas sektor yang bertujuan untuk gerakan sosial.
Gerakan TurunTangan menyebut festival ini sebagai ruang inklusif bagi anak muda.
“Kami percaya bahwa pemimpin masa depan harus disiapkan sejak muda dengan cara diberi ruang untuk berkarya hingga meninggalkan rekam jejak yang nyata di masyarakat,” kataHerry Dharmawan, Ketua Gerakan TurunTangan.
Herry menambahkan, energi dan cerita yang beragam dari anak muda adalah bahan bakar utama dari gerakan ini.
Seperti yang kita tahu, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara paling dermawan di dunia. Budaya gotong royong membuat masyarakat terbiasa membantu tanpa perlu diminta.
Laporan global beberapa tahun terakhir menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat kedermawanan tertinggi di dunia. Modal sosial seperti ini membuat gerakan kerelawanan bisa survive dan terus hidup.
Di tengah bonus demografi, semangat anak muda menjadi kunci agar ekosistem kerelawanan tetap hidup. Kebutuhan akan ruang kolaborasi yang ramah anak muda pun semakin mendesak. Kegiatan kerelawanan itu pada akhirnya dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi ruang kolaborasi dari berbagai sektor sekaligus. TurunTangan Festival 2025 hadir untuk menjawab kebutuhan itu.
Ruang yang Lahir dari Akar Rumput
Gerakan TurunTangan bukan organisasi baru. Sejak 2013, ribuan relawan telah bergerak di lebih dari 100 kota/kabupaten. Mereka menjalankan berbagai aksi pendidikan, sosial, hingga pemberdayaan masyarakat. Lebih dari 10 tahun hadir gerakan ini bisa dikatakan sebagai jaringan akar rumput yang tumbuh dari bawah dan bertahan oleh inisiatif relawan sendiri.

TurunTangan Festival 2025 akan digelar di TIM, hadirkan berbagai acara dan menggandeng berbagai pihak untuk berkolaborasi lintas sektor
Sebelum festival digelar hari Minggu nanti, TurunTangan juga telah mengadakan Gathering Nasional selama satu bulan di Volunteer Lab, Cikini. Ada 153 relawan dari 55 daerah, dari Aceh sampai Papua yang turut terlibat. Mereka mengikuti pembekalan, mengunjungi institusi sosial, dan memperkuat jejaring daerah.
Yang menarik, seluruh peserta yang datang menggunakan biaya sendiri. Energi ini membuat festival tahun 2025 benar-benar lahir dari gerakan akar rumput.
Kolaborasi Besar dalam Satu Festival, Ada Acara Apa Aja?
Tahun ini, TurunTangan Festival menghadirkan skala kolaborasi yang lebih besar. Ada lebih dari 30 komunitas, 50 mitra strategis, serta kehadiran 111 TurunTangan Daerah. Festival ini sekaligus merayakan International Volunteer Day melalui edukasi, gelar karya, dan aksi serentak.
Perayaan ini menghadirkan serangkaian acara, di antaranya:
1. Indonesian Volunteering Outlook 2026
Berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa Volunteer, forum ini mengangkat tema Inspirasi Bergerak, Aksi Berdampak. Forum kolaboratif ini membahas masa depan gerakan relawan. Para pembicara dari sektor sosial, bisnis, media, hingga pemerintahan membahas tantangan dan peluang gerakan relawan.
Outlook dalam konteks ini adalah proyeksi tren atau gambaran arah pergerakan di masa depan. Sesi ini penting untuk memahami bagaimana relawan beradaptasi pada era digital dan krisis global.
2. Pitch Dating with CSR
Sesi ini mempertemukan komunitas dan pegiat sosial dengan perusahaan yang memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR). Konsep “pitch dating” adalah pertemuan singkat antara komunitas dan perusahaan. Komunitas-komunitas ini mempresentasikan program dan mencari kemungkinan kolaborasi.
Ini menjadi ruang penting karena banyak komunitas kesulitan mengakses CSR (Corporate Social Responsibility). Program ini juga memberi peluang kolaborasi agar program sosial dapat menjangkau lebih banyak orang.
3. Art Performance
Festival juga menghadirkan pembacaan puisi, monolog, musik, stand-up comedy, dan performans visual. Seni digunakan sebagai medium untuk menyampaikan semangat perubahan. Ini menjadi ruang ekspresi anak muda dan menampilkan keragaman cara mereka beraksi, sekaligus menjadi pintu masuk untuk menghubungkan isu sosial.
4. Kelas Demokrasi
Bersama Humanies Project, festival menggelar kelas bertema Warga Aktif di Negara yang Sensitif. Bivitri Susanti hadir sebagai narasumber. Kelas ini bertujuan mengajak masyarakat percaya diri mengawasi jalannya pemerintahan.
Istilah warga aktif merujuk pada warga yang terlibat dalam proses demokrasi, termasuk mengkritisi kebijakan publik secara sehat. Kelas ini memperkuat kemampuan anak muda dalam berpikir kritis dan berani bersuara.
5. CollaborAction Space & Talkshow
Program ini merupakan area pameran karya komunitas dari berbagai daerah. Ada proyek sosial, literasi, lingkungan, hingga teknologi sosial. Pengunjung bisa langsung terlibat sebagai relawan atau donatur.
Istilah CollaborAction menekankan gabungan antara collaboration dan action. Kolaborasi bukan hanya pertemuan, tetapi aksi langsung. Aktivitas seperti ini membantu komunitas memperluas jangkauan tanpa harus membangun acara sendiri.
6. Kuliah Kebangsaan
Sesi puncak festival dipandu Founder Gerakan TurunTangan, Anies Baswedan. Kuliah Kebangsaan membahas isu kebangsaan dari perspektif akar rumput. Forum ini menghubungkan semangat aktivisme dengan keberanian bersuara dalam kebijakan publik.
Tujuannya menumbuhkan kesadaran anak muda untuk menjadi generasi yang melunasi janji kemerdekaan. Istilah ini merujuk pada peran generasi baru untuk meneruskan nilai perjuangan dalam bentuk yang relevan dengan masa kini.
Ruang Terbuka untuk Semua Orang Muda
“Turun Tangan Festival 2025 mengundang seluruh anak muda, komunitas, dan masyarakat luas untuk hadir, belajar, dan terlibat langsung dalam ekosistem kerelawanan Indonesia,” jelas Herry.
Festival ini menjadi tempat untuk memulai langkah, membuka jejaring, dan menemukan peluang baru.
Festival berlangsung pada 7 Desember 2025, mulai pukul 09.00–16.00 WIB, di Gedung Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Informasi lebih lengkap tersedia di Instagram @turuntanganfest dan @turuntangan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News