Meningkatnya krisis lingkungan dan perubahan iklim membuat pesantren mulai mengambil peran yang lebih luas. Tidak hanya sebagai pusat pendidikan keagamaan, pesantren juga berperan sebagai ruang pembelajaran ekologis. Dari gagasan inilah, Program Ekopesantren, lahir.
Ekopesantren merupakan strategi program untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam sekaligus membangun komunitas pondok pesantren yang hijau, mandiri, dan ramah lingkungan.
Ekopesantren bukan nama lembaga baru atau jenis pesantren tertentu. Ekopesantren adalah sebuah program dan kerangka kerja yang digunakan pesantren untuk menata ulang cara mereka mengelola lingkungan, pendidikan, dan aktivitas sehari-hari, dengan bertumpu pada nilai Islam.
Program ini menyinergikan ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan tentang alam dan lingkungan. Tujuannya, mendalami ilmu-ilmu agama agar mampu menjawab tantangan kerusakan lingkungan.
Pendekatan ini berangkat dari keyakinan bahwa risalah Islam membawa rahmat bagi seluruh alam.
Dilansir dari laman Ekopesantren, prinsip utama program ini adalah memberdayakan komunitas pesantren untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam. Artinya, santri, pengasuh, hingga pengelola pesantren dilibatkan secara aktif, bukan hanya sebagai penerima materi.
Dalam konteks ini, lingkungan menjadi bagian dari ibadah dan tanggung jawab moral manusia sebagai khalifah di bumi. Oleh karena itu, Ekopesantren mendorong penerapan ajaran Islam tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan dalam aktivitas sehari-hari, baik di dalam pesantren maupun di masyarakat sekitar.
Hal ini tercermin dalam cara pesantren mengelola air bersih, mengolah sampah, memanfaatkan lahan, menjaga kesehatan santri, hingga menghemat energi. Dengan cara ini, nilai agama hadir dalam praktik yang konkret dan mudah dipahami.
Ekopesantren Bukan Hanya Pendidikan, tapi Aksi Nyata
Program Ekopesantren tidak berhenti pada wacana. Pelaksanaannya dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, serta penilaian mandiri berbasis web atau web-tracking.
Web-tracking ini menjadi bagian penting yang sering luput dipahami. Melalui sistem ini, pesantren yang mengikuti Ekopesantren diminta menilai sendiri kondisi dan praktik lingkungannya. Penilaian dilakukan dengan mengisi kuesioner daring dan melampirkan bukti foto kegiatan.
Pendekatan ini menjadikan Ekopesantren sebagai proses pembelajaran berkelanjutan.
Sepuluh Program sebagai Panduan Hijau Pesantren
Ekopesantren memiliki sepuluh program utama yang berfungsi sebagai indikator dan panduan. Sepuluh program ini membantu pesantren mengenali potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.
Kesepuluh program tersebut meliputi:
- Berbasis lingkungan
- Fiqh lingkungan
- Peningkatan sumber daya manusia
- Pengelolaan lahan pesantren
- Pengelolaan sumber daya air
- Hidup sehat
- Pengelolaan limbah dan sampah
- Pemanfaatan sumber daya energi
- Transportasi atau mobilitas
- Perlindungan keragaman hayati
Salah satu pendekatan penting Ekopesantren adalah kurikulum berbasis lingkungan. Isu lingkungan tidak diposisikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Ia dapat terintegrasi dengan pelajaran agama, bahasa, biologi, kimia, fisika, hingga ilmu sosial.
Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa persoalan lingkungan bersifat lintas disiplin. Setiap aktivitas manusia selalu menimbulkan dampak. Oleh karena itu, solusi lingkungan juga bisa lahir dari berbagai pendekatan, baik sosial maupun aksi nyata.
Pendekatan lintas ilmu ini membuat santri tidak hanya memahami lingkungan secara teoritis, tetapi juga kontekstual dengan kehidupan sehari-hari.
Pesantren memiliki pengaruh yang kuat, tidak hanya bagi santri, tetapi juga masyarakat di sekitarnya. Melalui kegiatan nyata dan program yang bertujuan untuk penyadaran, pesantren dapat menjadi contoh praktik pengelolaan lingkungan berbasis nilai Islam.
Inilah salah satu tujuan Ekopesantren: menjadikan pesantren sebagai model pendidikan lingkungan bagi komunitas sekitar. Aktivitas pesantren diharapkan memberi nilai tambah secara ekonomi, sosial, dan ekologi.
Dengan demikian, pesantren tidak hanya mencetak generasi beriman, tetapi juga generasi yang tangguh dan peduli pada keberlanjutan bumi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


